Beritagosip.com – Harga emas dunia mengalami penurunan tajam lebih dari 3 persen pada Jumat (4/4/2025) waktu setempat, menyusul respon balasan tarif dari China terhadap kebijakan Presiden Trump.
Para investor mulai menjual emas guna menutup kerugian dari jatuhnya pasar saham. Ketegangan perang dagang yang meningkat telah memicu kekhawatiran terhadap potensi resesi global.
Emas spot tercatat turun sebesar 2,9 persen ke level 3.024,2 dolar AS per ons. Selama sesi, harga sempat menyentuh titik terendah di 3.015,29 dolar AS per ons.
Seluruh keuntungan yang tercipta sebelumnya dalam pekan ini kini terhapus. Sepanjang pekan, harga emas tercatat turun 1,9 persen. Padahal, pada Kamis (3/4/2025), harga emas sempat mencetak rekor baru di 3.167,57 dolar AS.
Kontrak berjangka emas AS ditutup dengan penurunan 2,8 persen di angka 3.035,40 dolar AS per ons.
Secara teknikal, harga emas spot masih bertahan di atas rata-rata pergerakan 21 harinya, yaitu di level 3.023 dolar AS.
Menurut analis Standard Chartered, Suki Cooper, penjualan emas sebagai aset likuid untuk memenuhi margin call adalah hal umum dalam kondisi pasar penuh risiko.
“Pergerakan ini sejalan dengan pola historis,” jelasnya.
Sementara itu, indeks saham AS seperti S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing jatuh sekitar 5 persen. Ini merupakan penurunan dua hari berturut-turut.
Penurunan terjadi setelah China mengumumkan tarif tambahan sebesar 34 persen terhadap seluruh produk AS, yang berlaku mulai 10 April.
Kebijakan tersebut menjadi respons atas tarif balasan yang lebih dulu diumumkan oleh Presiden Trump pada awal minggu ini.
Meski demikian, sepanjang tahun ini harga emas masih menguat sekitar 15,3 persen. Peningkatan ini didorong oleh pembelian besar dari bank sentral serta perannya sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi global.
“Volatilitas memang tinggi, tetapi emas tetap jadi tempat perlindungan bagi banyak investor,” kata Matt Simpson, analis senior di City Index.
Di sisi lain, indeks dollar AS (DXY) naik sebesar 0,7 persen terhadap mata uang utama lainnya. Kenaikan ini membuat emas yang dihargakan dalam dollar menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Pasar saham AS terus tertekan, dengan penurunan berlanjut pada Jumat. Pelaku pasar juga mencermati data ketenagakerjaan AS yang hasilnya lebih baik dari ekspektasi.
Alex Ebkarian, COO Allegiance Gold, mengatakan bahwa data nonfarm payrolls berpotensi memperkuat alasan Federal Reserve untuk menunda penurunan suku bunga.
Padahal, emas biasanya berkinerja optimal dalam lingkungan suku bunga rendah.
Tak hanya emas, logam mulia lainnya juga ikut melemah. Harga perak turun 7,3 persen ke 29,54 dolar AS per ons, dan mencatat pekan terburuk sejak September 2020.
Platinum tercatat turun 3,6 persen ke angka 918,35 dolar AS, sementara palladium melemah 2 persen menjadi 909,75 dolar AS. Keduanya juga mengalami penurunan secara mingguan.