Kejanggalan Usai Sidak Wamenaker di UD Sentoso Seal: Penahanan Ijazah dan Tindakan Tidak Kooperatif

Immanuel Ebenezer

Beritagosip.com Kasus penahanan ijazah eks karyawan di UD Sentoso Seal, sebuah perusahaan suku cadang kendaraan bermotor di Surabaya, menarik perhatian Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer. Dia melakukan sidak ke perusahaan tersebut dan merasa emosi atas sikap yang diterimanya, mirip dengan yang dialami oleh Wakil Wali Kota Armuji.

Noel, yang akrab disapa Wamenaker, datang jauh dari Jakarta ke gudang yang terletak di Jalan Margomulyo 44, Kompleks Pergudangan Suri Mulia Permai, Blok H-14, Surabaya. Namun, kedatangannya disambut dengan cara yang tidak menyenangkan. Di tengah teriknya matahari Surabaya, pintu gerbang utama gudang tidak dibuka.

Merasa Tak Dihargai
Padahal, Wamenaker datang bersama Wakil Wali Kota Surabaya Armuji dan didampingi oleh Wakapolres Pelabuhan Tanjung Perak Kompol Ari Bayu Aji. Namun, sekitar pukul 11.34 WIB pada Kamis (17/4), gerbang gudang UD Sentoso Seal ditutup dan digembok. Kompol Ari sempat berteriak memanggil seseorang di dalam gudang untuk membuka pintu, namun tidak ada respons. Pintu kecil di samping gerbang akhirnya dibuka dan rombongan dapat masuk.

Setelah itu, pemilik UD Sentoso Seal, Jan Hwa Diana, bersama suami dan beberapa karyawan, akhirnya menemui Noel dan Armuji. Raut wajah Noel menunjukkan bahwa dirinya menahan emosi, namun saat melihat sikap Diana yang terus berkelit, nada bicara Noel semakin tinggi.

Pengusaha Tetap Berkelit
Usai sidak, Noel mengungkapkan bahwa ia merasa tidak dihargai meskipun sudah datang untuk memeriksa dugaan penahanan ijazah. “Saya pikir Pak Wawali aja yang tidak dihargai, ternyata saya juga tidak dihargai. Nah, ini pelajaran untuk industri lain juga. Jangan pernah menahan ijazah, itu pelanggaran hukum,” ujarnya.

Selama lebih dari satu setengah jam berada di dalam gudang, Noel merasa emosinya semakin memuncak. Dia mendapati bahwa baik Diana maupun karyawan di sana tampak berusaha menutupi sesuatu. Ketika Noel menanyakan langsung soal dugaan penahanan ijazah dengan tebusan Rp 2 juta, Diana tetap membantahnya. Bahkan ketika Noel berusaha bertanya kepada karyawan, Diana malah menyebut tidak ada karyawan yang ada saat itu.

Namun, saat Noel berhasil masuk lebih jauh ke dalam gudang, dia bertemu dengan seorang perempuan yang diduga karyawan. Diana mengklaim bahwa perempuan tersebut hanya sedang berkunjung ke gudang. Sikap Diana yang terus mengelak membuat Wamenaker semakin geram dan hampir menggebrak meja.

Serahkan Kasus pada Polisi
Noel merasa bingung dan heran dengan sikap Diana. Padahal, ada bukti surat tanda terima yang menunjukkan bahwa karyawan diminta memilih antara menahan ijazah atau menjaminkan uang sebesar Rp 2 juta saat melamar kerja. Noel bahkan siap membayar bila ada karyawan yang masih punya utang, namun ijazah mereka tetap ditahan.

Noel menyatakan bahwa pemilik perusahaan sangat tidak kooperatif, saling menutupi, serta membayar upah yang jauh di bawah UMP. Dalam suasana yang penuh ketegangan itu, Wamenaker akhirnya memutuskan untuk menyerahkan masalah penahanan ijazah kepada pihak kepolisian. “Jadi banyak yang aneh. Nanti kita serahkan saja soal tindakan hukumnya ke aparat penegak hukum,” ungkapnya.

Sementara itu, pada hari yang sama, 31 mantan karyawan UD Sentoso Seal melaporkan kasus penahanan ijazah ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, didampingi oleh Wali Kota Eri Cahyadi. Mereka mengungkapkan bahwa gaji yang diterima karyawan hanya Rp 2 juta per bulan, jauh dari UMK. Tidak ada uang transportasi, uang makan, ataupun uang lembur bagi karyawan di perusahaan tersebut.

Selain itu, perusahaan ini juga diduga melakukan pemotongan gaji yang tidak sesuai dengan hak karyawan, termasuk saat karyawan tidak masuk kerja, seperti ketika karyawan beragama Islam hendak menjalankan ibadah Salat Jumat.

Kembali ke atas
× 🎯 SLOT GACOR HARI INI! KLIK DI SINI!
GIOK4D - Platform terbaik untuk slot online dengan RTP tinggi!