Beritagosip.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menilai bahwa pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam alat ultrasonografi (USG) dapat meningkatkan akurasi deteksi dini berbagai penyakit, seperti kanker payudara. Dengan akurasi yang lebih baik, diagnosis bisa lebih tepat, yang berkontribusi menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan kasus kanker payudara di Indonesia.
Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes, Rizka Andalusia, menyatakan bahwa kebutuhan akan alat pencitraan seperti USG sangat tinggi, terutama dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digagas pemerintah. “Harapan kami, Indonesia yang memiliki penduduk lebih dari 280 juta orang, bukan hanya menerima AI dan machine learning sebagai pengguna, tetapi juga ikut mengembangkan teknologi ini,” ujar Rizka dalam keterangan di Jakarta, seperti dikutip dari Antara pada Rabu (23/4/2025).
Rizka menjelaskan bahwa USG berbasis AI memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode manual, seperti pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Menurutnya, pemanfaatan teknologi ini merupakan bagian dari transformasi layanan kesehatan di Indonesia. Ia menambahkan bahwa ada dua jenis pemanfaatan AI dalam alat kesehatan.
Pertama, AI yang diintegrasikan langsung dengan produk skrining, seperti dua produk USG terbaru yang diluncurkan oleh GE. Kedua, AI yang menjadi alat bantu mandiri dalam menganalisis hasil pemindaian dan menerjemahkannya, meski tetap perlu validasi dari tenaga medis. Menurut Rizka, jenis teknologi AI ini sudah banyak dikembangkan.
Urgensi teknologi skrining ini semakin tinggi mengingat tingginya kasus kematian ibu, bayi, dan kanker payudara di Indonesia. Berdasarkan data Sensus Penduduk 2020 yang dikutip dari laman resmi Kemenkes, angka kematian ibu melahirkan mencapai 189 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu, angka kematian bayi tercatat sebesar 16,85 per 1.000 kelahiran hidup.
Data dari Global Cancer Statistics (Globocan) tahun 2020 menunjukkan bahwa jumlah kasus baru kanker payudara di Indonesia mencapai 68.858 kasus, atau sekitar 16,6 persen dari total 396.914 kasus kanker baru. Jumlah kematian akibat kanker payudara tercatat lebih dari 22.000 jiwa.
Rizka mengakui bahwa salah satu tantangan dalam pemerataan layanan kesehatan adalah keterbatasan sumber daya manusia. Sementara populasi terus bertambah, jumlah tenaga kesehatan tidak mengalami peningkatan signifikan. Saat ini, banyak orang berlomba-lomba mencari metode skrining yang paling efektif secara pembiayaan.
Karena itu, pihaknya mengajak berbagai pihak seperti akademisi, Kolegium Radiologi, industri, serta kementerian dan lembaga terkait untuk berkolaborasi dalam pengembangan teknologi kesehatan. Rizka menegaskan bahwa perluasan akses layanan USG ke masyarakat menjadi fokus utama Kemenkes. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan mendistribusikan alat USG ke puskesmas dan melatih tenaga kesehatan agar bisa mengoperasikan dan membaca hasil pemeriksaan dengan akurat.

Info terbaru di Whatsapp Channel