Daftar 9 Kandidat Pengganti Paus Fransiskus, Ada Kardinal yang Sering Kunjungi Gaza

Pierbattista Pizzaballa

Beritagosip.com Kematian Paus Fransiskus pada Senin, 21 April, sehari setelah Minggu Paskah, mengawali serangkaian tradisi yang akan berpuncak pada pemilihan paus baru.

Setelah pemakaman Paus Fransiskus pada Sabtu, kardinal elektor Gereja Katolik, sekitar 135 kardinal di bawah usia 80 tahun, akan berkumpul. Mereka diperkirakan memulai konklaf pada awal hingga pertengahan Mei untuk memilih paus berikutnya melalui pemungutan suara rahasia.

“Setiap konklaf membawa semacam referendum terhadap kepausan yang berakhir,” ujar John Allen, pengamat Vatikan dan editor Crux.
Menurut Allen, beberapa kandidat akan melanjutkan garis besar Paus Fransiskus, sementara yang lain mungkin mengarah ke arah lebih tradisional dan konservatif.

Apa pun kecenderungannya, para kardinal akan mencari sosok yang bisa mempertahankan pengaruh global Gereja Katolik. “Mereka menginginkan seseorang yang tidak bisa diabaikan dunia,” tambah Allen.

Selama 600 tahun terakhir, paus selalu dipilih dari kalangan kardinal, meski secara teknis, siapa pun pria Katolik Roma yang dibaptis memenuhi syarat.

Berikut daftar 9 kandidat pengganti Paus Fransiskus:

1. Kardinal Peter Erdo, Uskup Agung Budapest, Hungaria
Kardinal Erdo, 72 tahun, ahli hukum kanon, adalah pemimpin tertinggi Katolik di Hungaria. Ia dikenal karena mendukung upaya Paus untuk mendekati umat Kristen Ortodoks dan menawarkan pendekatan seimbang soal migrasi.

2. Kardinal Fridolin Ambongo, Uskup Agung Kinshasa, Kongo
Presiden Simposium Episkopal Afrika dan Madagaskar ini dikenal vokal menolak “Fiducia Supplicans” dan membela ortodoksi, selibat imamat, serta memperjuangkan keadilan sosial.

3. Kardinal Mario Grech, Sekretaris Jenderal Sinode Uskup
Ahli hukum kanon berusia 68 tahun ini berperan penting dalam menerapkan pendekatan konsultatif dan inklusif di gereja. Ia berasal dari Malta.

4. Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris Negara Vatikan
Diplomat karier berusia 70 tahun ini dianggap sebagai moderat dan progresif, berpotensi memperbaiki keretakan internal di Gereja.

5. Kardinal Pierbattista Pizzaballa, Patriark Latin Yerusalem
Usianya 60 tahun, dikenal karena keberaniannya mengunjungi Gaza saat perang Israel-Hamas. Ia peduli pada migran, dialog antaragama, dan menolak klerikalisme.

6. Kardinal Luis Tagle dari Filipina
Sering dijuluki “Fransiskus Asia”, Tagle (67 tahun) mengutamakan kepedulian pada orang miskin serta penerimaan terhadap komunitas LGBTQ dan umat Katolik bercerai.

7. Kardinal Matteo Zuppi, Uskup Agung Bologna, Italia
Presiden konferensi uskup Italia ini dikenal sebagai “pastor jalanan”. Ia mendorong gereja yang modern dan terbuka, serta aktif dalam misi perdamaian global.

8. Kardinal Anders Arborelius, Uskup Agung Stockholm
Berusia 75 tahun, ia pindah ke Katolik dari Lutheran. Tradisional dalam etika gereja, Arborelius tetap mendukung integrasi imigran dan perhatian pada lingkungan.

9. Kardinal Gerald Cyprien Lacroix dari Quebec
Uskup Agung Metropolitan Quebec ini sempat vakum akibat tuduhan pelecehan yang akhirnya tidak terbukti. Ia kembali bertugas dengan reputasi bersih dan pengalaman misionaris di Kolombia.

WhatsApp Channel Banner

Info terbaru di Whatsapp Channel

Kembali ke atas