Ledakan Besar di Pelabuhan Bandar Abbas: 40 Tewas, 1.200 Luka

Ledakan di pelabuhan Bandar Abbas

Beritagosip.com Sebuah ledakan dahsyat mengguncang Pelabuhan Bandar Abbas, pelabuhan kontainer terbesar di Iran, menewaskan setidaknya 40 orang dan melukai lebih dari 1.200 lainnya. Insiden ini terjadi di tengah berlangsungnya putaran ketiga perundingan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat di Oman.

Ledakan tersebut terjadi pada Sabtu (26/4/2025) malam di bagian Shahid Rajaee, menyebabkan kerusakan parah. Media pemerintah melaporkan bahwa jendela di radius beberapa kilometer pecah. Potongan logam beterbangan dari kontainer dan banyak barang hancur total.

Asap hitam pekat masih terus membubung dari lokasi ledakan hingga Minggu (27/4/2025) malam. Upaya pemadaman kebakaran berlangsung intensif, dengan bantuan helikopter serta tim pemadam kebakaran. Api terus muncul dari berbagai titik di area terdampak.

Dugaan awal mengarah pada bahan kimia yang disimpan di pelabuhan sebagai pemicu ledakan. Namun, hingga kini, penyebab pastinya masih belum diketahui secara pasti.

Kementerian Pertahanan Iran membantah keras laporan media internasional yang mengaitkan insiden tersebut dengan salah urus bahan bakar padat misil. Seorang juru bicara kementerian menyatakan bahwa laporan tersebut “sejalan dengan operasi psikologis musuh” dan menekankan bahwa area yang meledak tidak menyimpan kargo militer.

Sebuah laporan dari The Associated Press, yang mengutip firma keamanan Inggris Ambrey, menyebutkan bahwa pada bulan Maret lalu, pelabuhan tersebut menerima kiriman sodium perchlorate. Bahan ini digunakan untuk mendorong misil balistik dan dapat memicu ledakan bila salah ditangani.

Financial Times sebelumnya juga melaporkan bahwa pada Januari, dua kapal Iran membawa muatan dari China berisi sodium perchlorate dalam jumlah cukup untuk memproduksi 260 misil jarak menengah. Langkah ini dilakukan untuk mengisi kembali stok persenjataan Iran setelah serangan langsung ke Israel pada tahun 2024.

Di lokasi kejadian, puing-puing logam dan sisa-sisa kontainer berserakan. Kepala Masyarakat Bulan Sabit Merah Iran mengumumkan bahwa 90% kebakaran sudah berhasil dikendalikan pada Minggu sore.

Otoritas pelabuhan memastikan bahwa aktivitas di bagian Shahid Rajaee yang tidak terdampak telah kembali normal.

Juru bicara organisasi manajemen krisis nasional Iran mengisyaratkan bahwa ledakan disebabkan oleh penyimpanan bahan kimia yang buruk di dalam kontainer. Ia menambahkan bahwa peringatan mengenai risiko keselamatan sebenarnya sudah pernah disampaikan sebelumnya.

Sementara itu, juru bicara pemerintah, Fatemeh Mohajerani, menyerukan agar publik tidak berspekulasi sebelum hasil investigasi resmi dirilis.
“Penilaian akhir akan dibagikan setelah penyelidikan selesai,” ujarnya kepada Reuters.

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, langsung terbang ke Bandar Abbas setelah insiden dan menyampaikan kritik keras terhadap manajemen logistik di pelabuhan.
“Apakah kita benar-benar harus menyimpan kontainer-kontainer itu di sini selama 3-4 bulan… sampai kita memiliki 120-140 ribu kontainer menumpuk di tempat ini?” tegas Pezeshkian.

Insiden ini menambah deretan kecelakaan fatal yang kerap terjadi di infrastruktur energi dan industri Iran dalam beberapa tahun terakhir. Kasus-kasus tersebut termasuk kebakaran kilang minyak, ledakan gas di tambang batu bara, serta kecelakaan fatal di Bandar Abbas pada 2023.

Pemerintah Iran sebelumnya juga pernah menuduh Israel sebagai dalang di balik sejumlah serangan sabotase terhadap fasilitas strategis di Iran. Termasuk serangan terhadap sistem pertahanan udara Iran tahun lalu.

WhatsApp Channel Banner

Info terbaru di Whatsapp Channel

Kembali ke atas