Dampak Perang Tarif dan Rupiah Melemah Terhadap Industri Otomotif Indonesia

Kukuh Kumara

Beritagosip.com – Pukulan telak menghantam industri otomotif Indonesia pada awal tahun 2025. Dua faktor utama menjadi penyebabnya: perang tarif global yang dipicu Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pelemahan nilai tukar rupiah yang terus berlanjut.

Penjualan mobil roda empat mengalami penurunan signifikan pada kuartal pertama tahun ini jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024. Sementara itu, pada 7 April 2025, nilai tukar rupiah sempat menembus angka Rp 17.261 per dolar AS.

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, menyatakan bahwa pelemahan nilai tukar semakin menekan stabilitas industri otomotif nasional. Ia menjelaskan bahwa tekanan ini berakar dari fluktuasi nilai tukar.

“Kalau perang tarif itu dampaknya bersumber dari nilai tukar. Kalau nilainya terus seperti ini, ya berat juga. Para pelaku industri sebelumnya sudah menyetel kalkulasi mereka di angka Rp 15.000 hingga Rp 16.000. Sekarang sudah menembus Rp 17.000,” ujar Kukuh saat diwawancarai oleh Tribunnews.com pada Jumat, 2 Mei 2025.

Menurutnya, dengan posisi rupiah yang telah melewati ambang Rp 17.000, kemampuan industri otomotif untuk bertahan kemungkinan hanya berlangsung dalam waktu yang sangat terbatas.

“Bertahan paling dua atau tiga bulan. Kalau kondisi seperti ini berlanjut terus, berat sekali. Sisi positifnya, dari pabrikan hingga masyarakat, selalu ada upaya penyesuaian. Tapi sekarang ini penyesuaiannya benar-benar dalam situasi yang parah,” jelas Kukuh.

Indonesia memang pernah menghadapi krisis serupa pada tahun 1998 dan 2008. Namun, kondisi saat ini menurutnya tidak bisa hanya mengandalkan penyesuaian dari pelaku industri dan masyarakat saja.

Meski tekanan terus dirasakan, Gaikindo tetap memandang pasar otomotif Indonesia dengan nada optimis. Target penjualan mobil nasional tetap dipatok di angka yang cukup besar.

“Pasarnya kami lihat masih positif, tetap di 850.000 unit tahun ini. Harapannya, beban tambahan seperti opsen jangan sampai terlalu banyak. Opsen itu juga menambah beban tersendiri,” kata Kukuh.

WhatsApp Channel Banner

Info terbaru di Whatsapp Channel

Kembali ke atas