RI Ramai Disebut Jadi Kelinci Percobaan Vaksin TBC, Pakar: Ini Kesempatan Emas

Ilustrasi Vaksin

Beritagosip.com Indonesia tengah jadi sorotan setelah isu tentang keterlibatannya dalam uji klinis vaksin tuberkulosis (TBC) ramai dibahas publik. Vaksin tersebut merupakan hasil pendanaan dari yayasan milik pendiri Microsoft, Bill Gates.

Banyak warganet mempertanyakan keputusan Indonesia menjadi lokasi uji klinis. Beberapa bahkan menyebutnya sebagai bentuk “eksperimen” terhadap warga Indonesia.

“Indonesia adalah satu-satunya negara Asia yang mau dijadikan kelinci percobaan,” tulis salah satu pengguna X.

Pengguna lain ikut menambahkan, “Nasib jadi warga Indonesia, jadi kelinci percobaan vaksin TBC, data biometrik dibeli dengan harga murah dll. The real bonus demografi sebagai aset untuk dijadikan budak dan kelinci percobaan. Good job.”

Menanggapi isu ini, pakar epidemiologi Dicky Budiman memberikan penjelasan. Menurutnya, pengembangan vaksin TBC merupakan langkah medis yang sangat penting. Saat ini, TBC masih menjadi salah satu penyakit menular paling mematikan di dunia.

Dicky memaparkan bahwa setiap tahun ada sekitar 10 juta kasus TBC, dan 1,5 juta orang meninggal dunia. Angka itu menunjukkan betapa pentingnya penanganan dan pencegahan penyakit ini secara global.

Hingga saat ini, vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) menjadi andalan utama dalam pencegahan TBC. Namun, Dicky menyebut efektivitas vaksin BCG sangat bervariasi, terutama bagi orang dewasa. Vaksin itu terbukti lebih efektif pada anak-anak untuk mencegah infeksi berat seperti meningitis TBC.

“Nah yayasan Bill dan Melinda Gates ini mendanai penelitian vaksin TBC terbaru karena kebutuhan medisnya sangat mendesak,” ujar Dicky kepada detikcom, Kamis (8/7/2025).

Ia menjelaskan, vaksin baru ini diharapkan mampu mengatasi keterbatasan vaksin lama yang sudah berusia lebih dari seratus tahun.

Meski demikian, Dicky mengakui bahwa keresahan publik tidak bisa diabaikan. Nama Bill Gates sering dikaitkan dengan berbagai teori konspirasi, termasuk isu kontrol populasi dan agenda tersembunyi lainnya.

“Sebagian masyarakat merasa bahwa uji klinis ini dilakukan tanpa persetujuan atau kejelasan,” ucapnya.

Padahal, menurutnya, keterlibatan Indonesia dalam uji klinis dapat memberikan manfaat besar. Jika uji coba berhasil, Indonesia akan mendapat akses lebih awal ke vaksin yang lebih efektif. Selain itu, negara ini juga dapat meningkatkan kapasitas riset dan infrastruktur kesehatannya.

Manfaat lain mencakup potensi bantuan dana hibah dari pihak global. Di tengah keterbatasan anggaran, peluang ini sangat berarti bagi Indonesia.

Dampaknya pun bisa signifikan terhadap penurunan beban ekonomi akibat TBC, serta meningkatkan produktivitas nasional. “Ingat TBC ini bisa membuat orang jadi tidak produktif,” katanya.

Namun, ia mengingatkan bahwa uji coba vaksin tidak pernah bebas dari risiko. Aspek etika dan keamanan harus tetap jadi prioritas. Risiko seperti efek samping, kegagalan, hingga stigma terhadap peserta uji klinis perlu diantisipasi.

Tanpa strategi komunikasi yang baik, uji klinis bisa berbalik menjadi bumerang. Hoaks dan ketakutan sosial bisa mencuat dan memperparah ketidakpercayaan terhadap vaksin.

“Jadi sekali lagi saya sebagai ahli di bidang ini melihat pentingnya komunikasi risiko yang transparan, prinsip-prinsipnya diterapkan dengan benar, dan melibatkan komunitas,” tambah Dicky.

Senada, Guru Besar Pulmonologi UI, Prof Dr dr Erlina Burhan, turut memberikan klarifikasi. Ia menyatakan bahwa vaksin TBC yang tengah diuji sudah melalui berbagai fase klinis, dari fase satu hingga fase tiga.

Menurut Erlina, semua proses tersebut dilakukan secara ketat, transparan, dan diawasi secara global. Oleh sebab itu, anggapan bahwa masyarakat Indonesia dijadikan kelinci percobaan tidak berdasar.

“Dan ini kan proses ilmiah ya, betul-betul dengan rambu-rambu yang sangat-sangat saintifik, ya nggak mau lah kita sembarangan. Ini kan dipantau dunia ya,” jelasnya.

Ia merasa bersyukur bahwa para peneliti Indonesia dipercaya oleh komunitas ilmiah global. “Saya sih sebagai peneliti dan juga sebagai dosen, sangat-sangat bersyukur bahwa Indonesia dipercaya oleh global,” tutupnya.

WhatsApp Channel Banner

Info terbaru di Whatsapp Channel

Kembali ke atas