Kasus Keracunan MBG di Bogor Meluas: 223 Siswa Jadi Korban, KLB Ditetapkan

MBG

Beritagosip.com Kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di Kota Bogor, Jawa Barat, terus menunjukkan peningkatan. Hingga Senin (12/5/2025), total siswa yang dilaporkan mengalami gejala keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) mencapai 223 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, mengonfirmasi adanya tambahan sembilan kasus baru dari data sebelumnya. Para siswa yang terdampak berasal dari jenjang TK hingga SMA di berbagai sekolah.

“Korban yang terdata hari ini sebanyak sembilan orang, sehingga total menjadi 223,” ungkap Sri Nowo Retno dalam keterangan resminya.

Data tersebut didapat dari hasil lanjutan penyelidikan epidemiologi terhadap 13 sekolah terdampak. Sebagian besar korban mengalami keluhan ringan, tetapi beberapa harus menjalani perawatan medis lebih lanjut.

Dari total 223 korban, sebanyak 45 siswa menjalani rawat inap. Sementara 49 lainnya dirawat jalan, dan 129 siswa mengalami gejala ringan yang tidak memerlukan perawatan intensif.

Saat ini, terdapat 18 pasien yang masih dirawat di rumah sakit. Sebelumnya, 27 siswa yang sempat dirawat telah dinyatakan pulih dan diperbolehkan pulang. “Dinas Kesehatan terus berkoordinasi dengan sekolah dan rumah sakit terkait penanganan pasien,” jelas Sri.

Status KLB Ditetapkan

Melihat jumlah kasus yang terus meningkat, Pemerintah Kota Bogor menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Penetapan ini diumumkan pada Jumat lalu dan bertujuan mempermudah akses pengobatan bagi seluruh siswa terdampak.

“Atas kejadian ini, Pemkot Bogor telah menetapkan status KLB. Jumat itu kita tetapkan supaya siapa pun yang terdampak bisa langsung berobat ke rumah sakit,” jelas Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim.

Dedie menegaskan bahwa seluruh biaya pengobatan bagi siswa yang mengalami keracunan akan ditanggung pemerintah. Langkah ini diambil untuk memastikan penanganan berjalan cepat tanpa kendala biaya.

Koordinasi dan Pencegahan

Dinas Kesehatan terus melakukan koordinasi aktif dengan pihak sekolah. Tujuannya adalah untuk memastikan tidak ada kasus baru yang terlewat dalam proses pendataan. Selain itu, koordinasi dengan rumah sakit dilakukan guna menjamin kapasitas pelayanan tetap optimal.

Meski belum diungkapkan penyebab pasti dari keracunan, investigasi terkait sumber makanan dan proses distribusi MBG masih berlangsung. Pemerintah juga berupaya memperketat pengawasan terhadap makanan yang disediakan dalam program makan gratis tersebut.

WhatsApp Channel Banner

Info terbaru di Whatsapp Channel

Kembali ke atas