Beritagosip.com – Militer Israel melancarkan serangan darat besar-besaran ke Jalur Gaza melalui operasi militer bertajuk Operasi Kereta Perang Gideon, yang dimulai pada Minggu (18/5). Operasi ini mencakup seluruh wilayah utara dan selatan Gaza, menandai salah satu invasi darat paling agresif sejak konflik meletus.
“Pasukan IDF di Komando Selatan, baik pasukan tetap maupun cadangan, memulai operasi darat yang lebih luas di seluruh Jalur Gaza,” ujar militer Israel dalam pernyataan resminya, dikutip Anadolu.
Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, menambahkan bahwa intensifikasi serangan beberapa hari terakhir bertujuan mengganggu persiapan militan Hamas. IDF mengklaim telah menargetkan lebih dari 670 pejuang Hamas dalam gelombang serangan terbaru.
“Operasi besar ini ditujukan untuk mencapai seluruh tujuan perang, termasuk membebaskan para sandera dan mengalahkan Hamas,” demikian bunyi pernyataan IDF di media sosial, dikutip dari Arab Weekly.
Namun, rencana ini menuai kekhawatiran internasional. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyuarakan keprihatinan mendalam pada Sabtu (17/5), menanggapi niatan Israel memperluas invasi daratnya.
“Saya khawatir dengan rencana yang dilaporkan oleh Israel untuk memperluas operasi darat di Gaza,” tulis Guterres di platform X.
Ia menegaskan bahwa PBB tidak akan ikut serta dalam operasi apa pun yang bertentangan dengan hukum internasional serta prinsip-prinsip kemanusiaan, imparsialitas, independensi, dan netralitas.
Dalam lima hari terakhir, serangan udara Israel terhadap Gaza terus meningkat. Intensitas serangan tersebut bertepatan dengan kunjungan Presiden AS Donald Trump ke kawasan Teluk, termasuk Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab.
Kementerian Kesehatan Gaza mencatat sedikitnya 378 warga Palestina tewas dan ratusan lainnya terluka dalam serangan tersebut. Sejak Oktober 2023, total korban jiwa di Gaza telah melebihi 53.300 orang, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.
Di tengah eskalasi, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel pun menghadapi kasus genosida yang saat ini tengah diproses di Mahkamah Internasional (ICJ).
Pihak Hamas, dalam pernyataan resminya, menyatakan bahwa posisi Israel tidak menunjukkan perubahan berarti.
“Mereka tetap ingin membebaskan sandera tanpa menghentikan perang,” kata seorang pejabat Hamas.
Hamas mengusulkan pembebasan seluruh sandera Israel sebagai bagian dari kesepakatan yang mencakup penghentian perang, penarikan pasukan Israel, dibukanya blokade bantuan kemanusiaan, serta pembebasan tahanan Palestina.

Info terbaru di Whatsapp Channel