Beritagosip.com – Amerika Serikat sedang mempercepat pembangunan sistem Golden Dome, proyek ambisius pertahanan udara dan luar angkasa yang disebut-sebut mampu menetralisasi ancaman rudal hipersonik China dan Rusia. Proyek ini langsung diperintahkan Presiden Donald Trump dan ditargetkan rampung pada 2029.
Berbeda dengan sistem Iron Dome milik Israel yang beroperasi di wilayah terbatas dengan basis darat, Golden Dome dirancang jauh lebih kompleks dan menyeluruh. Sistem ini akan mencakup ratusan satelit, serta melibatkan kekuatan darat, laut, dan udara AS untuk mencegat rudal-rudal musuh dari mana pun asalnya.
Fungsi utama sistem ini adalah mendeteksi dan mencegat rudal musuh – termasuk rudal balistik dan hipersonik – sejak fase awal peluncuran (fase pendorong). Dengan jangkauan global, sistem ini disebut akan menciptakan semacam ‘kubah pertahanan dunia’ milik AS.
Menurut laporan dari The War Zone, sistem Golden Dome akan mengoperasikan dua tipe utama satelit:
- Satelit pengintai, berfungsi untuk mendeteksi sinyal peluncuran musuh.
- Satelit penyerang, yang mampu mengirimkan sinyal aktivasi ke rudal-rudal AS dan mengoordinasikan penembakan dari platform laut, udara, maupun bawah laut.
Jenderal Chance Saltzman, Kepala Operasi Luar Angkasa AS, menyebut bahwa sistem ini akan mencegat rudal-rudal musuh bahkan sebelum mencapai wilayah udara AS. Satelit akan mengoordinasikan peluncuran rudal pencegat dari kapal perang dan kapal selam AS yang dilengkapi teknologi khusus Golden Dome.
“Kami ingin efeknya terasa jauh sebelum rudal itu memasuki wilayah kami. Maka kecepatan dan akurasi jadi kunci utama,” ujar Saltzman.
Fase pendorong merupakan titik di mana rudal baru saja diluncurkan dan belum mencapai kecepatan penuh. Pada fase ini, rudal menghasilkan panas ekstrem akibat ledakan awal mesin roket. Panas tersebut menciptakan jejak termal yang sangat mudah dilacak oleh sistem sensor satelit.
Inilah celah yang akan dimanfaatkan Golden Dome, untuk melacak dan menghancurkan rudal sebelum masuk ke atmosfer atau mencapai fase manuver yang lebih sulit dijangkau. Rudal hipersonik – yang biasanya tak terdeteksi saat mencapai kecepatan tinggi – akan sangat rentan di fase ini.
Tidak seperti Iron Dome Israel yang berfungsi defensif terbatas pada wilayah nasional, Golden Dome akan beroperasi secara agresif, dengan misi menjatuhkan ancaman di titik peluncuran. Lokasi musuh tidak jadi kendala, karena jaringan satelit Golden Dome mampu beroperasi lintas benua dan lintas ruang angkasa.
Dengan teknologi ini, Amerika Serikat secara efektif membangun sistem pertahanan multi-domain global, memadukan sensor luar angkasa, komando militer, hingga peluncur rudal otomatis. Hasil akhirnya: sebuah kubah pertahanan digital dan nyata yang bisa menghalau ancaman rudal hipersonik Rusia dan China sedini mungkin.

Info terbaru di Whatsapp Channel