Lebih Baik Nyicil Rumah atau Investasi? Ini Rekomendasi Ahli Keuangan

Ilustrasi Pejalan Kaki

Beritagosip.com Bagi generasi muda yang tengah merintis karier dan membangun stabilitas finansial, pertanyaan “lebih penting nyicil rumah atau investasi?” kerap menjadi topik diskusi yang tak berujung. Keduanya memiliki peran vital dalam perencanaan keuangan jangka panjang. Namun, keputusan untuk memprioritaskan satu di atas yang lain sangat tergantung pada situasi dan preferensi pribadi masing-masing.

Menurut perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE), Andi Nugroho, membandingkan langsung nyicil rumah atau investasi tidaklah sepadan, khususnya jika seseorang masih di awal karier dan belum memiliki dukungan finansial keluarga. “Karena untuk bisa mencicil rumah itu kita pertama harus mencicil untuk bisa melakukan DP dan pembayaran pertamanya yang totalnya sekitar 20 persen dari harga rumah, baru kemudian membayar cicilan bulanannya,” jelas Andi.

Meski begitu, menurutnya, diskusi ini akan lebih relevan jika diletakkan dalam kerangka “mana yang lebih baik dilakukan lebih dulu: menabung untuk DP rumah atau langsung berinvestasi?”

Dalam konteks tersebut, Andi menyarankan agar strategi finansial anak muda dapat mencakup keduanya secara bersamaan. “Bisa berinvestasi yang hasilnya digunakan untuk DP beli rumah. Atau kebalikannya, menabung untuk DP rumah, yang agar bisa lebih cepat terkumpul maka tabungan tersebut kita investasikan,” tambahnya.

Jika seseorang sudah memiliki dana cukup untuk DP bahkan membeli rumah secara tunai, maka keputusan akan bergantung pada preferensi. “Bagi mereka yang mengutamakan rasa secure karena memiliki rumah dan enggan repot tinggal berpindah-pindah, maka membeli rumah adalah jawaban yang tepat. Namun bagi mereka yang merasa tidak masalah tinggal di rumah kontrakan dan kelebihan dananya bisa diputarkan lagi untuk menghasilkan uang yang lebih banyak, maka berinvestasi menjadi pilihan yang diutamakan,” ujarnya.

Pertimbangan Saat Memilih Membeli Rumah

Perencana keuangan dari OneShildt, Budi Rahardjo, menyampaikan pentingnya menyesuaikan keputusan keuangan dengan situasi kehidupan. Jika seseorang telah memiliki anak, maka biaya pendidikan bisa menjadi prioritas dibandingkan pembelian rumah.

Namun, untuk pasangan atau individu yang belum memiliki anak, membeli rumah bisa menjadi pilihan yang lebih relevan.

Menjaga Cicilan Tetap Sehat

Secara finansial, baik Andi maupun Budi menyatakan bahwa cicilan rumah yang sehat sebaiknya tidak melebihi 30–35 persen dari total penghasilan bulanan. “Untuk menjaga kestabilan keuangan, kemampuan mencicil yang sehat serta memastikan bahwa meskipun memiliki cicilan namun kebutuhan serta kemampuan menabung/investasi tetap dapat terpenuhi,” jelas Budi.

Terkait tenor atau jangka waktu kredit, Andi menyarankan untuk menyesuaikan dengan kapasitas finansial masing-masing. Jika mampu, pilihlah tenor pendek agar total bunga yang dibayarkan tidak terlalu besar. Namun jika penghasilan terbatas, memilih tenor panjang dapat membantu menjaga arus kas.

Budi menambahkan bahwa tenor ideal adalah yang tidak lebih dari 10 tahun untuk menjaga efisiensi dari sisi bunga pinjaman.

Pentingnya Lokasi

Pemilihan lokasi juga sangat penting. Bila rumah akan digunakan pribadi, Andi menyarankan memilih yang dekat dengan tempat kerja. Namun, jika rumah akan disewakan, maka lokasi strategis seperti dekat kantor, pabrik, pasar, atau kampus akan memberikan keuntungan lebih.

Budi juga menambahkan bahwa faktor seperti akses ke fasilitas umum—sekolah, rumah sakit, dan transportasi—perlu diperhatikan, tergantung pada target penyewa rumah tersebut.

Jika Memilih Berinvestasi Terlebih Dahulu

Bila prioritas jatuh pada investasi, baik Andi maupun Budi sepakat bahwa instrumen jangka panjang seperti reksadana saham, saham langsung, obligasi, emas, hingga investasi campuran bisa dipertimbangkan. Tapi, penting untuk memahami setiap risiko dari masing-masing instrumen.

“Untuk jangka panjang, instrumen investasi yang cocok adalah yang potensi imbal hasilnya tinggi meskipun risikonya juga tinggi,” jelas Andi. Tujuan utama adalah agar hasil investasi dapat mengejar bahkan melampaui kenaikan harga properti setiap tahun.

Namun, investasi tetap mengandung risiko. Pasar yang fluktuatif bisa menyebabkan nilai investasi menurun. “Ada risiko uang yang diinvestasikan bukannya berkembang namun justru kita mengalami kerugian,” ungkap Andi.

Budi menambahkan pentingnya pemahaman sebelum berinvestasi agar risiko dapat dikelola dengan bijak.

Di sisi lain, membeli rumah secara mencicil memiliki keuntungan langsung—rumah dapat langsung dihuni tanpa perlu membayar sewa. “Apabila kita bandingkan dengan harus berinvestasi untuk membeli rumah secara tunai, bisa jadi biaya yang dikeluarkan dapat menjadi lebih tinggi menyewa plus investasi,” ujar Budi.

Namun, jika seseorang memiliki opsi untuk tinggal bersama orang tua selama masa menabung atau berinvestasi, biaya sewa dapat ditekan signifikan, sehingga strategi investasi bisa lebih optimal.

WhatsApp Channel Banner

Info terbaru di Whatsapp Channel

Kembali ke atas