Beritagosip.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkapar pada akhir perdagangan Senin, 2 Juni 2025. IHSG anjlok 110,75 poin atau 1,54 persen, berakhir di level 7.065. Koreksi ini mencerminkan tekanan besar di pasar modal Indonesia, seiring melemahnya mayoritas indeks sektoral dan tren variatif di bursa global.
Data RTI Infokom mencatat, investor membukukan transaksi senilai Rp22,23 triliun dengan total volume perdagangan mencapai 26,40 miliar saham. Dalam penutupan ini, hanya 195 saham yang menguat, sedangkan 453 saham melemah dan 161 saham stagnan.
Pelemahan Sektoral: Sektor Keuangan Paling Kuat
Sebanyak 10 dari 11 indeks sektoral berada di zona merah. Namun, satu sektor mencatatkan penguatan, yakni sektor keuangan yang naik sebesar 2,29 persen, menjadi penopang utama dalam tekanan pasar yang luas.
IHSG turun 1,54 persen mencerminkan reaksi pasar terhadap sentimen regional dan global yang belum kondusif. Koreksi tajam di sektor-sektor utama menjadi penyumbang dominan terhadap anjloknya indeks saham domestik.
Bursa Asia dan Eropa Bergerak Variatif
Bursa saham kawasan Asia mencatat pergerakan yang tidak seragam. Indeks Nikkei 225 Jepang melemah 1,34 persen, Hang Seng Composite Hong Kong turun 1,72 persen, sementara Kospi Korea Selatan berhasil naik 0,33 persen.
Senada dengan Asia, pasar Eropa juga menunjukkan pergerakan bervariasi. Indeks FTSE 100 di Inggris tercatat naik 0,84 persen, indeks DAX Jerman justru turun 0,21 persen, dan indeks CAC 40 Prancis menguat tajam 1,46 persen.
Wall Street Tetap Optimistis
Berbeda dari pasar Asia dan Eropa, bursa saham Amerika Serikat kompak menunjukkan penguatan. Indeks S&P 500 tercatat naik 0,53 persen, NYSE Composite menguat 0,72 persen, dan NASDAQ Composite naik 0,18 persen. Optimisme pasar AS menunjukkan kekuatan sentimen positif yang belum sepenuhnya menjangkau kawasan Asia-Pasifik.

Info terbaru di Whatsapp Channel