Beritagosip.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya melakukan percakapan langsung dengan Presiden China Xi Jinping di tengah memanasnya hubungan dagang kedua negara. Panggilan tersebut berlangsung selama lebih dari satu jam pada Kamis, 5 Juni, di saat ketegangan mengenai ekspor mineral langka semakin memburuk.
Dalam pembicaraan itu, Xi Jinping menyampaikan keberatan terhadap berbagai kebijakan dagang Washington. Ia menekankan bahwa langkah-langkah tersebut dapat merusak ekonomi global secara keseluruhan. Xi juga mengingatkan Amerika Serikat agar tidak melakukan tindakan provokatif terkait isu sensitif seperti Taiwan.
Meskipun komunikasi terjadi dalam suasana penuh tekanan, Presiden Donald Trump menyampaikan bahwa hasil pembicaraan cenderung positif. Ia menyebutkan bahwa dialog itu membuka jalan menuju perundingan lanjutan antar delegasi kedua negara.
“Kami dalam posisi yang sangat baik dengan China dan kesepakatan perdagangan,” ujar Trump seperti dikutip dari Reuters pada Jumat, 6 Juni 2025.
Trump juga menambahkan bahwa isu seputar produk mineral langka kini telah dipahami lebih baik oleh kedua belah pihak. Di saat bersamaan, kedua pemimpin negara saling mengundang untuk kunjungan kenegaraan dalam waktu yang belum ditentukan.
Panggilan antara Xi Jinping dan Donald Trump berlangsung pada masa krusial. Konflik perdagangan yang memburuk akibat keputusan China menghentikan ekspor sejumlah mineral penting menimbulkan ancaman terhadap gencatan senjata sementara dalam perang dagang.
Mineral langka tersebut sangat dibutuhkan oleh berbagai sektor strategis seperti industri otomotif, semikonduktor, hingga pertahanan nasional. Beijing menyadari kekuatan ekspor ini sebagai alat tekanan ekonomi dan politik.
Delegasi Amerika Serikat dipastikan akan segera bertemu dengan perwakilan China. Delegasi ini dipimpin oleh Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer.
Kesepakatan sebelumnya pada 12 Mei menetapkan periode 90 hari pencabutan sebagian tarif saling balas. Namun, isu-isu mendalam yang mengganggu hubungan bilateral seperti perdagangan ilegal fentanyl, kedaulatan Taiwan, serta model ekonomi China belum tersentuh dalam kesepakatan sementara tersebut.

Info terbaru di Whatsapp Channel