Beritagosip.com – Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan strategi ekspor jangka menengah untuk merebut peluang besar di kawasan Uni Eropa. Melalui implementasi perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA), ekspansi ekspor nasional akan difokuskan pada 20 komoditas ekspor unggulan Indonesia yang dinilai sangat kompetitif.
Perjanjian kerja sama ini ditargetkan mulai diimplementasikan paling cepat pada kuartal IV tahun 2026, dan paling lambat pada kuartal I tahun 2027. Pemerintah menaruh harapan besar agar perjanjian dagang ini mampu mendorong ekspor ke Uni Eropa naik hingga 50 persen dalam tiga tahun pertama.
Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ali Murtopo Simbolon, menjelaskan bahwa selama 2022 hingga 2024, ekspor Indonesia ke Eropa sempat mengalami penurunan. Nilai tertinggi tercatat pada tahun 2022 mencapai 21,53 miliar dolar AS.
Namun, pada tahun 2023 terjadi penurunan, sebelum mengalami kenaikan kembali pada 2024 menjadi 17,35 miliar dolar AS. “Pada 2024, Uni Eropa menyumbang sekitar 6,5 persen dari total ekspor nasional, yaitu sebesar 17,35 miliar dari 264,7 miliar dolar AS,” ungkapnya saat acara Diseminasi Hasil Perundingan I-EU CEPA, Jumat (13/6/2025) di Jakarta.
Berdasarkan simulasi dari Kemenko Perekonomian, pemerintah telah mengidentifikasi 20 komoditas unggulan dengan nilai ekspor tertinggi yang berpeluang besar untuk digenjot setelah I-EU CEPA berlaku. Produk-produk ini kini menyumbang 55,6 persen dari total ekspor Indonesia ke Uni Eropa.
“Arahan dari Pak Menko adalah agar ekspor ke Eropa bisa meningkat 50 persen. Maka 20 komoditas ini menjadi perhatian khusus dalam strategi kita,” ujar Ali Murtopo.
Namun, saat ini mayoritas komoditas tersebut masih dikenakan tarif masuk oleh Uni Eropa, mulai dari 5 hingga 10 persen. Sebagai contoh, furniture dan produk ikan dikenai tarif 10 persen, kopi sebesar 7 persen, dan minyak sawit sekitar 8 persen.
Dengan diberlakukannya I-EU CEPA, pemerintah menargetkan penghapusan tarif masuk menjadi 0 persen bagi 20 produk tersebut. Langkah ini diyakini akan meningkatkan daya saing komoditas Indonesia, apalagi dibandingkan negara pesaing yang belum memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa.
“Bayangkan jika tarif masuk jadi nol persen. Maka posisi kita langsung unggul dari kompetitor yang belum punya FTA,” katanya.
Berikut daftar lengkap 20 komoditas yang siap dioptimalkan untuk pasar Uni Eropa melalui implementasi perjanjian dagang Indonesia-Eropa ini:
- Minyak kelapa sawit dan turunannya (HS 1511): 1,66 miliar dolar AS
- Bijih tembaga dan turunannya (HS 2603): 1,05 miliar dolar AS
- Asam lemak / fatty acid (HS 3823): 885 juta dolar AS
- Alas kaki olahraga (HS 6403): 777 juta dolar AS
- Bungkil (HS 2306): 649 juta dolar AS
- Alas kaki karet/plastik (HS 6404): 573 juta dolar AS
- Besi baja dalam hulungan (HS 7208): 490 juta dolar AS
- Lemak coklat (HS 1804): 441 juta dolar AS
- Kopra (HS 1513): 422 juta dolar AS
- Alas kaki lainnya (HS 6402): 337 juta dolar AS
- Kopi (HS 0901): 333 juta dolar AS
- Karet alam (HS 4001): 327 juta dolar AS
- Mesin printer (HS 8443): 300 juta dolar AS
- Asam monokarboksilat (HS 2915): 261 juta dolar AS
- Koper (HS 4202): 223 juta dolar AS
- Furniture (HS 9403): 197 juta dolar AS
- Ferro aloy (HS 7202): 184 juta dolar AS
- Bangku kendaraan dan taman (HS 9401): 179 juta dolar AS
- Kertas dan karton (HS 4802): 176 juta dolar AS
- Produk ikan (HS 0304): 173 juta dolar AS

Info terbaru di Whatsapp Channel