Beritagosip.com – Pesisir selatan Daerah Istimewa Yogyakarta kini tengah menjadi sorotan serius menyusul potensi gempa megathrust berkekuatan 8,8 skala Richter (SR) yang bisa memicu tsunami dahsyat setinggi 22 meter. Informasi ini bersumber dari hasil kajian mendalam Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Kepala BPBD DIY, Noviar Rahmad, menyatakan bahwa skenario bencana tersebut telah dikaji secara komprehensif oleh BMKG. “Jadi kajian yang sudah dilakukan BMKG bahwa kita punya risiko di 8,8 SR. Kemudian di tiga kabupaten, Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo itu ada potensi terjadi tsunami,” ujar Noviar dalam keterangannya pada Rabu (11/6).
Dampak dari skenario terburuk ini menunjukkan bahwa gempa besar akibat pecahnya megathrust di perairan selatan dapat menimbulkan tsunami setinggi 18 hingga 22 meter. Berdasarkan pemetaan risiko, dua wilayah yang dinyatakan paling berbahaya adalah Bantul dan Kulon Progo.
“Jalur berbahaya yang paling tinggi Bantul dan Kulon Progo. Kalau Gunungkidul ada yang di tebing-tebing, nah itu jalur yang lebih aman,” lanjutnya.
Meski demikian, Gunungkidul tidak sepenuhnya bebas risiko. Ia menambahkan, “Tapi bukan berarti bahwa itu tidak terbebas dari tsunami, ada kemungkinan juga jika kejadiannya melebihi dari yang diperkirakan bisa lebih.”
Zona Aman dan Batas Waktu Evakuasi
Untuk mengurangi risiko korban jiwa, BPBD telah menetapkan zona aman tsunami yang berjarak sekitar 4 kilometer dari bibir pantai. Adapun sepanjang jalur kanan kiri sungai tetap dianggap zona merah yang wajib dihindari saat bencana terjadi.
“Itu yang harus kita sosialisasikan kepada masyarakat bahwa ketika ada peringatan, ketika terjadi tsunami atau megathrust maka ada waktu untuk melarikan diri ke tempat yang lebih aman, 38-42 menit,” jelas Noviar.
Pemerintah daerah telah menetapkan lokasi evakuasi, baik sementara maupun akhir. Tempat evakuasi sementara berada di titik-titik kelurahan dalam zona aman. Selain itu, masjid dan musala yang terletak minimal 4 kilometer dari garis pantai juga telah dijadikan sebagai titik kumpul warga.
“Tempatnya itu sudah dibuat, ditunjuk tempat evakuasi sementara dan akhir. Letaknya ada di kelurahan-kelurahan yang berada di zonanya,” tambahnya.
Sistem Peringatan Dini Sudah Aktif
Salah satu sistem penting yang menjadi andalan adalah Early Warning System (EWS). Di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo, sistem ini telah berjalan efektif. Uji coba dilakukan rutin setiap tanggal 26 setiap bulannya.
“Di Bantul sudah berjalan EWS tsunami dan setiap tanggal 26 kami melakukan uji coba. Jadi ada sirene yang menyambung ke tempat-tempat ibadah dan itu diujicobakan setiap bulan,” terang Noviar.

Info terbaru di Whatsapp Channel