Tanah Jarang Terancam, China Ultimatum KIA soal Kota Bhamo

Wilayah Thail

Beritagosip.com China mengeluarkan ultimatum tegas kepada kelompok pemberontak Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) di Myanmar utara. Langkah ini ditempuh menyusul meningkatnya konflik bersenjata di kota Bhamo, wilayah kaya tanah jarang berat seperti disprosium dan terbium yang sangat penting bagi industri teknologi tinggi, dari turbin angin hingga kendaraan listrik.

Ultimatum itu disampaikan kepada komandan KIA, menyusul ofensif besar-besaran kelompok itu terhadap Bhamo sejak Desember 2024. Kota ini terletak hanya 100 km dari perbatasan China dan menjadi jalur vital pasokan tanah jarang yang hampir seluruhnya diekspor ke Negeri Tirai Bambu.

“Jika kami tak menuruti, mereka akan memblokir ekspor dari wilayah Kachin,” ujar salah satu pejabat KIA, dikutip Reuters (8/7/2025).

China Main Tekanan Ekonomi

Dalam pembicaraan yang melibatkan pejabat Kementerian Luar Negeri China, Beijing menyampaikan pesan jelas: hentikan serangan ke Bhamo atau ekspor diblokir. Sebagai insentif, China menjanjikan peningkatan perdagangan lintas batas jika pertempuran dihentikan.

Namun, KIA tetap percaya diri bisa merebut Bhamo dan berkeyakinan bahwa China tetap membutuhkan pasokan tanah jarang untuk industri mereka, terutama karena sumber lain tak bisa menggantikannya secara cepat.

Dampak Global: Harga Naik, Pasokan Tercekik

Data bea cukai menunjukkan, impor tanah jarang China dari Myanmar anjlok 50% selama lima bulan pertama 2025. Analis dari Benchmark Mineral Intelligence memperkirakan potensi defisit global tanah jarang berat pada akhir tahun ini, jika konflik tak mereda.

Sejak 2024, KIA telah mengontrol sebagian sabuk tanah jarang dan menaikkan pajak penambangan, mendorong harga disprosium dan terbium melonjak di pasar dunia.

Pertempuran Krusial di Bhamo

Saat ini, sekitar 5.000 pasukan KIA mengepung Bhamo, yang menjadi jalur logistik strategis bagi junta militer Myanmar. Di sisi lain, militer masih mendominasi udara dan membombardir kota dengan serangan udara brutal. Sekolah, rumah ibadah, dan warga sipil menjadi korban.

Aktivis setempat melaporkan kekurangan obat dan bensin akibat blokade perbatasan. Sementara itu, pengamat menilai China hanya ingin melindungi jalur ekonominya, bukan menyelesaikan konflik secara menyeluruh.

“Kemenangan di Bhamo bisa menjadi titik balik. Jika KIA berhasil, China mungkin mulai berunding langsung dan mengurangi dukungan ke junta,” ujar seorang komandan KIA.

WhatsApp Channel Banner

Info terbaru di Whatsapp Channel

Kembali ke atas