Beritagosip.com – Kontroversi pengesahan Revisi UU TNI yang disahkan pada Kamis, 20 Maret 2025, terus memicu aksi demonstrasi di berbagai daerah. Mahasiswa dan kelompok masyarakat sipil turun ke jalan menyuarakan penolakan terhadap revisi ini. Namun, unjuk rasa tersebut mendapat respons represif dari aparat kepolisian, mulai dari penangkapan demonstran hingga penggunaan gas air mata dan water cannon.
Represif! Mahasiswa dan Sopir Mobil Komando Ditangkap di Semarang
Di Semarang, lima orang ditangkap saat aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur dan DPRD Jawa Tengah pada hari yang sama.
“Total lima. Tiga mahasiswa dan dua organ lain,” ujar Aufa Atha Ariq, perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Diponegoro.
Dua orang yang bukan mahasiswa tersebut adalah sopir mobil komando dan operator pelantang suara. Aparat juga menggunakan tindakan kekerasan, termasuk pemukulan, yang menyebabkan beberapa demonstran harus mendapatkan perawatan medis.
Untuk membubarkan massa, polisi menembakkan gas air mata dan menyiagakan mobil pelontar air di sekitar lokasi aksi.
Demo di Surabaya Berakhir Ricuh, Polisi Gunakan Water Cannon
Di Surabaya, aksi penolakan UU TNI di depan Gedung Negara Grahadi pada Senin, 24 Maret 2025, berakhir ricuh.
Kericuhan memuncak saat salah satu peserta aksi ditangkap dengan tuduhan membawa bom molotov. Namun, setelah diperiksa, tidak ditemukan bukti terkait tuduhan tersebut.
Situasi semakin memanas hingga polisi membubarkan massa dengan water cannon dan menangkap beberapa demonstran. Rekaman video yang beredar menunjukkan aparat mengejar serta menangkap peserta aksi hingga ke Jalan Pemuda.
Puluhan Demonstran Luka-Luka di Malang
Demonstrasi yang berlangsung di depan Gedung DPRD Kota Malang pada Ahad malam, 23 Maret 2025, juga berakhir dengan bentrokan.
Menurut Daniel Alexander Siagian, Koordinator LBH Malang, puluhan orang mengalami luka-luka akibat tindakan represif aparat.
“Ada korban yang mengalami bocor kepala. Banyak yang ditangkap dalam kondisi luka-luka. Kami mengamati ada proses penangkapan sewenang-wenang,” ungkapnya.
LBH mencatat lebih dari 20 orang mengalami luka ringan hingga sedang dan harus mendapatkan perawatan medis. Salah satu korban dengan luka serius adalah Rambo, mantan pengurus Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya.
Demo di Depan DPR Dibubarkan Paksa dengan Water Cannon
Massa aksi yang berunjuk rasa di sekitar Gedung DPR/MPR pada 20 Maret 2025 juga mengalami tindakan represif.
Polisi menggunakan barisan personel bersenjata taktis, tongkat, serta kendaraan pelontar gas air mata untuk membubarkan massa. Sejumlah demonstran ditangkap saat mencoba melarikan diri ke arah Senayan Park.
Beberapa pengunjuk rasa terpaksa meninggalkan kendaraan mereka karena dikejar oleh aparat bermotor.
Ojek Online Jadi Korban Salah Tangkap
Di sekitar lokasi demo, seorang pria berusia 22 tahun bernama Raka menjadi korban salah tangkap.
Saat sedang menepi untuk mengisi daya baterai ponselnya di bawah jembatan layang JCC, ia dihampiri segerombolan polisi yang menuduhnya sebagai demonstran.
Tanpa sempat memberikan penjelasan, Raka langsung dipukuli dan ditendang oleh belasan polisi.
“Gua diem, gua nyerah aja gitu,” ujar Raka.

Info terbaru di Whatsapp Channel