Korsel dalam Ketegangan: Polisi Bersiaga Menjelang Putusan Pemakzulan Yoon Suk Yeol

Yoon Suk Yeol

Beritagosip.com – Petugas polisi terlihat berjaga di depan Mahkamah Konstitusi, Korea Selatan (Korsel), pada Kamis lalu. Ratusan polisi disiagakan untuk mencegah aksi unjuk rasa yang diperkirakan akan dilakukan oleh para demonstran yang menuntut agar Presiden Yoon Suk Yeol dimakzulkan dan mengundurkan diri. Aksi ini akan digelar di dekat Gwanghwamun, yang berdekatan dengan Istana Gyeongbok di Seoul.

Nasib kepresidenan Yoon Suk Yeol di Korsel akan ditentukan oleh Mahkamah Konstitusi pada Jumat (4/4/2025). Mahkamah akan memutuskan apakah pemakzulan Yoon yang terkait dengan deklarasi darurat militer akan ditegakkan ataukah Yoon akan dipulihkan ke tampuk kepemimpinan. Untuk mencopot Yoon, setidaknya enam dari delapan hakim Mahkamah Konstitusi harus memberikan suara yang mendukung. Jika keputusan tersebut tidak tercapai, maka Yoon akan kembali memimpin negara. Jika pemakzulan terjadi, Yoon akan menjadi Presiden Korsel kedua yang dimakzulkan oleh pengadilan, setelah Park Geun-hye pada 2017.

Mengutip laporan dari Associated Press News, menjelang keputusan penting tersebut, penjabat Presiden Han Duck-soo mengimbau agar para politisi tidak membuat komentar yang dapat memicu kekerasan. Han juga meminta masyarakat untuk tetap tenang dan menjaga ketertiban selama masa ketegangan ini.

Sementara itu, menurut AFP, pihak kepolisian telah meningkatkan keamanan dan merencanakan pengerahan personel maksimal pada hari Jumat untuk mencegah kerusuhan. Berbagai kedutaan besar, termasuk Amerika Serikat (AS), Prancis, Rusia, dan China, telah mengeluarkan peringatan kepada warga negara mereka untuk menghindari pertemuan massal terkait keputusan Mahkamah Konstitusi tersebut.

Korsel telah mengalami empat bulan yang penuh ketidakpastian sejak Yoon mengumumkan darurat militer, yang menyebabkan kekosongan kepemimpinan. Selama periode tersebut, negara ini juga dihadapkan dengan serangkaian bencana, termasuk bencana penerbangan dan kebakaran hutan terburuk dalam sejarah. Minggu ini, Korsel juga dikenakan tarif 25 persen atas ekspor ke Amerika Serikat setelah pengumuman tarif timbal balik oleh Presiden Donald Trump.

“Sejak Desember, Korsel telah mengalami kondisi lumpuh sebagian — tanpa presiden yang sah dan terjebak dalam berbagai bencana alam serta masalah politik yang disebut Trump,” kata Vladimir Tikhonov, profesor Studi Korea di Universitas Oslo, kepada AFP.

WhatsApp Channel Banner

Info terbaru di Whatsapp Channel

Kembali ke atas