Femisida Meksiko Meningkat: Influencer TikTok Ditembak Saat Siaran Langsung

Valeria Marquez

Femisida Meksiko Meningkat: Influencer TikTok Ditembak Saat Siaran Langsung

Beritagosip.comPembunuhan influencer TikTok asal Meksiko, Valeria Marquez, memperparah daftar panjang femisida yang terus terjadi di negara itu. Insiden tragis tersebut justru memunculkan respons yang mengejutkan dari sebagian masyarakat. Alih-alih menuntut keadilan, banyak netizen malah menyalahkan korban.

Valeria dibunuh saat sedang melakukan siaran langsung di TikTok pada Selasa (13/5). Konten yang dibawakannya kala itu berkaitan dengan kecantikan dan tata rias. Di tengah siaran, ia dipanggil oleh seseorang dan tak lama kemudian, suara tembakan terdengar. Video pun terputus. Sesaat sebelum siaran berhenti, wajah seorang pria terekam kamera.

Sosok tersebut diduga sebagai mantan pacar Marquez. Ia disebut-sebut memiliki kaitan dengan kartel narkoba Jalisco, salah satu kelompok paling ditakuti di Meksiko. Beberapa laporan media lokal mengindikasikan adanya pesan ancaman dari pria itu karena Marquez menolak untuk kembali menjalin hubungan dengannya.

Namun hingga kini, identitas mantan pacar tersebut belum bisa dikonfirmasi secara publik. Reuters juga melaporkan bahwa mereka tidak dapat menghubungi orang bersangkutan, sementara pihak keluarga Marquez menolak memberikan komentar.

Jaksa Penuntut Negara Bagian Jalisco, Salvador Gonzalez de los Santos, mengungkapkan bahwa kasus pembunuhan Marquez sedang diselidiki sebagai kemungkinan femisida, yaitu pembunuhan perempuan berdasarkan alasan gender. Meskipun demikian, status hukum dari mantan pacarnya belum ditetapkan sebagai tersangka.

“Siapa pun yang terkait dengan gadis ini, baik teman, saudara, kenalan, atau pacar, sedang diselidiki atau diwawancarai,” ujar Gonzalez dalam konferensi pers Jumat (16/5).

Kematian Marquez menambah daftar panjang korban perempuan yang tewas akibat kekerasan dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa kasus sebelumnya sempat memicu kemarahan publik, seperti:

  • Ingrid Escamilla, 25 tahun, dibunuh dengan cara sadis pada 2020. Tubuhnya ditikam, dikuliti, dan dimutilasi.
  • Fatima Cecilia Aldrighett, 7 tahun, diculik dari sekolah dan jasadnya ditemukan dalam kantong plastik.
  • Debanhi Escobar, 18 tahun, hilang dari pinggir jalan dan ditemukan di dalam tangki air 13 hari kemudian.

Dalam kasus Escamilla, pelaku berhasil dihukum. Namun kasus Escobar masih belum terselesaikan, bahkan menyebabkan pemecatan dua jaksa karena kesalahan prosedur dalam penyelidikan.

Sayangnya, komentar netizen terhadap kasus Marquez menunjukkan perubahan sikap masyarakat. Alih-alih simpati, muncul komentar yang menyudutkan korban. Banyak yang menyebut kematian Marquez sebagai “akibat dari pilihannya berhubungan dengan bandar narkoba”.

Sosiolog dari University College Cork, Irlandia, Gema Kloppe-Santamaria, menyebut reaksi publik ini sebagai tanda kelelahan. Ia menilai masyarakat mulai menganggap femisida sebagai kejadian biasa yang hanya menimpa “perempuan tertentu”.

“Hal itu mencerminkan tingkat kejenuhan, tingkat penerimaan masyarakat terhadap pembunuhan semacam ini,” kata Kloppe-Santamaria seperti dilansir Reuters, Sabtu (17/5). “Ada banyak kasus serupa kembali terjadi yang menurut saya membuat orang berkata, ‘Mari lanjutkan hidup. Ini tidak terjadi pada gadis baik’.”

Pada tahun 2023, Meksiko mencatat 852 kasus pembunuhan terhadap perempuan. Menurut laporan Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin dan Karibia, negara ini berada di peringkat keempat tertinggi dalam jumlah femisida per kapita, di bawah Honduras, Republik Dominika, dan Brazil.

WhatsApp Channel Banner

Info terbaru di Whatsapp Channel

Kembali ke atas