Simone Inzaghi dalam Sorotan Usai Inter Milan Dibantai PSG 0-5

Pelatih kepala Inter Milan asal Italia Simone Inzaghi

Beritagosip.comSimone Inzaghi kembali menjadi sorotan setelah Inter Milan dibantai Paris Saint-Germain (PSG) dengan skor mencolok 0-5 di final Liga Champions 2025. Kekalahan ini kembali membuka perdebatan mengenai masa depan pelatih berusia 48 tahun itu di kursi pelatih kepala Nerazzurri.

Inter Milan sebelumnya berpeluang besar untuk meraih treble winners. Namun, mereka justru menutup musim 2024-2025 tanpa satu pun trofi. Kekalahan menyakitkan dari PSG di Allianz Arena, Sabtu (31/5/2025) malam waktu setempat atau Minggu dini hari WIB, menjadi pukulan telak bagi skuad asuhan Simone Inzaghi.

PSG tampil dominan sejak menit pertama. Achraf Hakimi membuka keunggulan dengan gol cepat, disusul dua gol dari Desire Dour. Khvicha Kvaratskhelia dan Senny Mayulu masing-masing mencetak gol tambahan, menegaskan dominasi mutlak Les Parisiens atas Inter Milan.

“Itu tidak terlihat seperti tim saya,” ujar Simone Inzaghi kepada Sky Sport Italia seusai pertandingan. “Kami harus mengakui bahwa PSG pantas menang dan mungkin memang lebih baik dari kami.”
Meskipun kecewa berat, Inzaghi tetap memuji perjuangan para pemainnya. Ia menyebut kebanggaannya terhadap tim tetap tidak berubah meski harus kalah di final.

Spekulasi mengenai masa depan Simone Inzaghi pun kembali mencuat. Media Italia melaporkan bahwa eks pelatih Lazio itu sedang mempertimbangkan tawaran besar dari klub Arab Saudi, Al Hilal, dengan nilai kontrak mencapai 30 juta euro per musim.

Ketika ditanya apakah ini adalah pertandingan terakhirnya bersama Inter Milan, Inzaghi menjawab secara diplomatis. “Kita akan lihat dalam beberapa hari ke depan dan duduk bersama klub,” katanya.

Ia menambahkan bahwa terlalu banyak kekecewaan untuk bisa berpikir jernih usai pertandingan. Namun, ia menegaskan akan ada waktu untuk berbicara dengan tenang bersama manajemen klub terkait masa depannya.

Inzaghi juga mengungkapkan rasa terima kasih atas kehadiran dan dukungan dari Presiden dan para direktur klub yang turut menemani tim di ruang ganti.

Final Liga Champions kali ini menjadi yang kedua bagi Inter Milan dalam tiga musim terakhir. Pada tahun 2023, mereka juga gagal meraih gelar setelah kalah tipis 0-1 dari Manchester City di Istanbul, Turkiye. Meski kalah, saat itu Inter mampu memberikan perlawanan berarti kepada skuad Pep Guardiola.

Namun, situasi sangat berbeda pada laga melawan PSG. Inter Milan benar-benar kesulitan untuk keluar dari tekanan yang diberikan oleh juara Prancis tersebut. Simone Inzaghi mengakui bahwa pendekatan timnya sejak awal pertandingan sudah salah. Gol cepat dari lawan langsung mengguncang konsentrasi dan membuat ritme permainan mereka hancur.

“Kami kehilangan bentuk permainan dan itu memudahkan PSG,” ucapnya. “Kekalahan buruk ini memang menyakitkan, tapi tidak menghapus perjuangan kami untuk sampai ke titik ini.”

Musim 2024-2025 ditutup Inter Milan tanpa satu pun gelar juara. Di Serie A, mereka hanya kalah satu poin dari Napoli. Di ajang Coppa Italia, mereka tersingkir di semifinal oleh AC Milan, yang juga menggagalkan upaya Inter di Supercoppa Italiana awal tahun.

Meski kecewa, Inzaghi tetap menunjukkan sikap suportif terhadap para pemainnya. Ia menyebut bahwa skuadnya tetap layak mendapat pujian.

“Tentu saja kami seharusnya tampil lebih baik,” katanya. “Namun saya tidak akan melupakan apa yang telah dilakukan anak-anak musim ini. Saya katakan kepada mereka di ruang ganti bahwa mereka harus tetap menegakkan kepala.”

WhatsApp Channel Banner

Info terbaru di Whatsapp Channel

Kembali ke atas