Trump Beri Sinyal Perang Gaza Bisa Membara Lagi, Gencatan Senjata Tak Dijamin Bertahan
Beritagosip.com Konflik antara Israel dan Hamas di Gaza berpotensi memanas kembali. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberi sinyal bahwa tidak ada jaminan gencatan senjata di wilayah kantong Palestina itu akan bertahan.
Pernyataan Trump muncul sebelum pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Washington. Netanyahu berkunjung ke AS untuk membahas fase kedua gencatan senjata dengan Hamas, yang hingga kini belum final.
“Saya tidak punya jaminan bahwa perdamaian akan terwujud,” ujar Trump kepada wartawan, dikutip AFP, Selasa (4/2/2025).
Fase pertama gencatan senjata Gaza berlangsung selama 42 hari. Dalam periode ini, Hamas membebaskan 33 sandera secara bertahap sebagai imbalan atas pembebasan sekitar 1.900 warga Palestina yang ditahan Israel. Empat kali pertukaran sandera-tahanan telah terjadi.
Gencatan senjata fase pertama juga memungkinkan lonjakan pasokan makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan lainnya ke Gaza. Warga Gaza yang mengungsi pun bisa kembali ke wilayah utara, yang sebelumnya diblokir Israel.
Menurut kantor kemanusiaan PBB (OCHA), lebih dari 545.000 orang telah kembali ke wilayah utara Gaza sejak gencatan senjata dimulai. Perang Israel di Gaza telah menewaskan 47.498 orang, sebagian besar warga sipil.
Fase kedua gencatan senjata seharusnya membahas penghentian kekerasan lebih lanjut, pembebasan sisa tawanan, dan mengakhiri perang secara permanen. Namun, Trump menegaskan tidak ada kepastian perdamaian akan tercapai.
Netanyahu sendiri menyatakan pertemuan dengan Trump akan membahas “kemenangan Israel atas Hamas”, strategi melawan Iran, dan pembebasan semua sandera. Sementara itu, seorang pejabat Hamas yang enggan disebutkan namanya mengatakan kelompoknya siap memulai negosiasi untuk fase kedua.
Sejak dilantik kembali, Trump diketahui mengambil sejumlah kebijakan pro-Israel. Ia mencabut sanksi terhadap pemukim Israel yang melakukan kekerasan di Tepi Barat dan menyetujui pengiriman 2.000 pon bom yang sebelumnya diblokir pemerintahan Joe Biden.
Trump juga berulang kali menyuarakan rencananya untuk “membersihkan Gaza” dan menyerukan warga Palestina pindah ke Mesir atau Yordania. Namun, Qatar, yang menjadi mediator gencatan senjata bersama AS dan Mesir, menegaskan pentingnya mengizinkan warga Palestina kembali ke rumah dan tanah mereka.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, memperingatkan bahwa merelokasi warga Gaza sama saja dengan pembersihan etnis.
Operasi Israel di Tepi Barat
Sementara gencatan senjata Gaza berlangsung, Israel dilaporkan melakukan operasi militer di Tepi Barat. Sedikitnya 50 orang tewas dan 100 orang ditahan sejak operasi dimulai pada 21 Januari.
Militer Israel menyatakan serangan ini bertujuan membasmi kelompok bersenjata Palestina di wilayah Jenin, tempat militan telah lama beroperasi. Pada Minggu lalu, kantor berita resmi Palestina WAFA melaporkan pasukan Israel membombardir gedung-gedung di wilayah tersebut.
Dengan situasi yang masih tegang, masa depan gencatan senjata Gaza dan perdamaian di wilayah tersebut tetap tidak pasti.