Balas Dendam Trump ke Biden
Beritagosip.com Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali membuat kebijakan kontroversial yang menyasar mantan Presiden Joe Biden. Seakan balas dendam, Trump mencabut otoritas keamanan dan izin intelijen Biden.
Pencabutan Otoritas Keamanan Biden
Dalam unggahan di Truth Social, Sabtu (8/2/2025), Trump menyatakan bahwa Biden tidak lagi berhak menerima akses ke informasi rahasia.
“Joe Biden tidak perlu terus menerima akses ke informasi rahasia. Oleh karena itu, kami segera mencabut Izin Keamanan Joe Biden, dan menghentikan Arahan Intelijen hariannya,” tulis Trump, dikutip dari AFP.
Trump bahkan menulis dengan huruf kapital: “JOE, KAMU DIPECAT,” merujuk pada slogan acara reality show The Apprentice.
Alasan Pencabutan
Trump mengklaim bahwa Biden “tidak dapat dipercaya” untuk terus menerima arahan intelijen. Klaim ini didasarkan pada laporan penasihat khusus yang menyebut Biden memiliki “ingatan yang buruk” setelah dokumen rahasia ditemukan di rumahnya.
Namun, alasan sebenarnya di balik pencabutan ini diduga kuat sebagai balas dendam atas tindakan Biden terhadap Trump pada 2020. Saat itu, Biden mencabut izin keamanan Trump setelah memenangkan pemilihan umum.
Kilas Balik Konflik Trump-Biden
Pada 2020, Biden mencabut izin keamanan Trump dengan alasan “perilaku tidak menentu” terkait serangan 6 Januari 2021 di US Capitol. Saat itu, pengunjuk rasa yang mendukung Trump mencoba membatalkan kekalahannya dalam pemilihan umum.
Sebelumnya, pada November 2020, Trump juga pernah menahan arahan intelijen harian untuk Biden, yang saat itu sudah terpilih sebagai presiden. Senator Oklahoma, James Lankford, turun tangan untuk memastikan Biden mendapatkan akses intelijen yang seharusnya.
Dampak Kebijakan Trump
Pencabutan otoritas keamanan dan izin intelijen Biden menimbulkan kontroversi. Kebijakan ini dianggap sebagai bentuk balas dendam politik yang dapat memperburuk hubungan antara kedua mantan presiden.
Kesimpulan
Konflik antara Trump dan Biden terus berlanjut, bahkan setelah keduanya tidak lagi menjabat. Kebijakan Trump kali ini memperlihatkan dinamika politik AS yang masih dipenuhi persaingan dan ketegangan.