Beritagosip.com – Kebijakan tarif impor yang digencarkan Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Donald Trump memicu eskalasi perang dagang global. Bank Indonesia (BI) menyoroti bahwa situasi ini membawa tantangan sekaligus peluang bagi perekonomian Indonesia.
Juli Budi Winantya, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, menjelaskan bahwa perang dagang yang diikuti kebijakan balasan (retaliation) dari negara-negara terkait dapat mendorong kenaikan harga barang dan jasa di pasar global. Hal ini berpotensi memengaruhi harga barang impor yang masuk ke Indonesia.
“Jika perang dagang terus berlanjut, harga barang impor ke Indonesia bisa naik karena biaya produksi dan distribusi global meningkat,” ujar Juli dalam Taklimat Media BI, Kamis (6/3/2025).
Tantangan dan Peluang
Di satu sisi, perang dagang berisiko memperlambat pertumbuhan ekonomi global, yang dapat berdampak negatif pada ekspor Indonesia. Namun, di sisi lain, Indonesia justru memiliki kesempatan untuk memanfaatkan situasi ini.
“Ketika suatu negara kehilangan pasar ekspor akibat tarif, produk mereka bisa mencari pasar alternatif, termasuk Indonesia. Ini bisa menjadi peluang bagi kita,” jelas Juli.
Ia menambahkan, produk-produk dari negara yang terkena tarif mungkin akan dijual dengan harga lebih murah di pasar Indonesia. Hal ini bisa menguntungkan konsumen domestik, meski berpotensi menekan produsen lokal.
Dampak pada Pertumbuhan Ekonomi
Perang dagang juga memiliki efek dua arah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di satu sisi, perlambatan ekonomi global dapat mengurangi permintaan ekspor Indonesia, yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi nasional.
Namun, Juli menekankan bahwa Indonesia bisa mengambil alih pasar yang ditinggalkan oleh negara-negara yang terkena dampak tarif. “Kita bisa memanfaatkan hilangnya pasar ekspor negara lain untuk meningkatkan ekspor produk lokal,” ujarnya.
Langkah Antisipasi BI
Bank Indonesia terus memantau perkembangan perang dagang dan siap mengambil langkah-langkah antisipatif untuk menjaga stabilitas ekonomi. Salah satunya adalah dengan memperkuat ketahanan sektor riil dan mendorong diversifikasi pasar ekspor.
“Kami akan terus memastikan bahwa perekonomian Indonesia tetap stabil dan mampu menghadapi gejolak global,” tegas Juli.