Tanda Tanya Besar di Balik Runtuhnya Gedung Thailand Saat Gempa
Beritagosip.com – Pemerintah Thailand sedang melakukan penyelidikan menyeluruh terkait runtuhnya sebuah gedung pencakar langit yang ambruk saat gempa berkekuatan M 7,7 mengguncang kawasan tersebut. Gedung yang masih dalam tahap pembangunan ini tiba-tiba roboh, menewaskan setidaknya 12 orang.
Menurut laporan dari Reuters, lembaga pengawas antikorupsi sebelumnya telah mencurigai adanya kejanggalan dalam proyek pembangunan gedung yang berlokasi di Bangkok. Pengujian awal yang dilakukan terhadap material bangunan mengungkap keberadaan baja di bawah standar di antara reruntuhan.
Pejabat dari Kementerian Industri Thailand menyatakan bahwa analisis lebih lanjut sedang dilakukan untuk memastikan penyebab utama keruntuhan. Sementara itu, tim penyelamat masih berusaha mencari sekitar 75 orang yang diduga terjebak di bawah reruntuhan.
Proyek Pembangunan yang Sarat Masalah
Gedung yang runtuh ini merupakan proyek pembangunan Kantor Audit Negara Thailand. Pengerjaannya dilakukan oleh perusahaan asal China yang bekerja sama dengan perusahaan konstruksi Thailand. Pembangunan dimulai pada tahun 2020 dan semula dijadwalkan selesai pada 2026. Namun, progres konstruksi baru mencapai 30% sebelum akhirnya roboh akibat gempa.
Presiden Organisasi Antikorupsi Thailand, Mana Nimitmongkol, mengungkap bahwa sejak awal proyek ini telah menimbulkan kekhawatiran. Bahkan, pemerintah sempat mengancam akan membatalkan proyek tersebut pada Januari lalu karena berbagai keterlambatan yang terjadi.
Dalam beberapa inspeksi, kelompok antikorupsi menemukan indikasi penyelewengan anggaran, kekurangan tenaga kerja, serta berbagai faktor lain yang dapat memperburuk kondisi pembangunan.
Kecurigaan Penggunaan Baja di Bawah Standar
Salah satu faktor utama yang diselidiki adalah kemungkinan penggunaan baja yang tidak memenuhi standar keamanan. Menteri Perindustrian Thailand, Akanat Promphan, mengungkap bahwa beberapa pabrik baja di Thailand baru-baru ini ditutup karena memproduksi baja berkualitas rendah.
Dalam enam bulan terakhir, tujuh pabrik baja telah ditutup, dengan aset senilai 360 juta baht (sekitar Rp176 miliar) disita. Banyak dari pabrik-pabrik ini diketahui menggunakan teknologi lama serta peralatan yang direlokasi dari Tiongkok.
Saat ini, pemerintah Thailand telah membuka pengujian sampel baja secara publik untuk memastikan kualitas material yang digunakan dalam proyek-proyek konstruksi besar. Namun, pejabat dari Kementerian Perindustrian menekankan bahwa masih terlalu dini untuk menyimpulkan apakah baja di bawah standar benar-benar menjadi penyebab utama runtuhnya gedung.
“Kami harus mengumpulkan lebih banyak sampel untuk melakukan pengujian lebih lanjut setelah akses ke lokasi memungkinkan,” ujar Nontichai Likitaporn, salah satu pejabat kementerian dalam konferensi pers.
Analisis Ahli dan Dugaan Faktor Lain
Sejumlah ahli dari Dewan Insinyur Thailand juga telah melakukan survei terhadap gedung-gedung lain di sekitar Bangkok yang mengalami dampak gempa. Mereka berspekulasi bahwa gedung yang runtuh ini mungkin memiliki perencanaan konstruksi yang buruk atau menggunakan material yang tidak aman.
“Anehnya, tidak ada bangunan lain yang mengalami keruntuhan seperti ini, bahkan gedung-gedung tinggi lain yang juga dalam tahap pembangunan,” ujar Anek Siripanichgorn, anggota dewan insinyur Thailand.
Gempa yang melanda kawasan Myanmar tengah pada Jumat (28/3) tersebut memang menyebabkan guncangan hebat di berbagai wilayah Thailand. Beberapa gedung pencakar langit di Bangkok mengalami getaran kuat, bahkan air dari kolam renang di atap gedung-gedung tinggi sampai meluap dan jatuh seperti air terjun.
Duta Besar China untuk Thailand, Han Zhinqiang, telah menyatakan bahwa pemerintah China siap bekerja sama dalam penyelidikan penyebab runtuhnya gedung ini. Sementara itu, Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, telah memberikan instruksi kepada seluruh lembaga terkait untuk menyelesaikan penyelidikan dalam waktu satu minggu.
