Beritagosip.com – Mandalay, yang dulu dikenal sebagai Kota Emas, kini berubah drastis. Julukan itu memudar setelah gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter menghancurkan kota ini. Bau mengerikan memenuhi udara, menjadi saksi bisu ribuan nyawa yang melayang.
Gempa dahsyat itu mengguncang Mandalay pada akhir Maret 2025, merobohkan bangunan dan memicu kekacauan. Dilansir BBC, 2.700 orang meninggal, 4.521 orang terluka, dan ratusan lainnya masih hilang.
Dari Kota Bersejarah Menjadi Kota Penuh Duka
Mandalay terkenal dengan keindahan pagodanya yang berkilauan dan situs-situs bersejarahnya. Mandalay Hill, Desa Kuil Buddha Sima, dan Mandalay Palace adalah beberapa ikon wisata yang menjadi daya tarik kota ini. Namun, kini semua itu berubah.
Sebagai pusat gempa, Mandalay menghadapi situasi yang mencekam. Banyak penduduk kehilangan tempat tinggal, tidur di jalanan, dan berjuang untuk mendapatkan makanan serta air bersih.
Mayat yang menumpuk di berbagai sudut kota harus dikremasi dalam tumpukan besar. Bau kematian menyelimuti udara, menciptakan suasana yang semakin mengerikan.
Tangisan dan Keputusasaan di Tengah Kehancuran
Seorang mahasiswi bernama J, yang tinggal di distrik Mahaaungmyay, berbagi kisah pilunya. Ia kehilangan bibinya dalam gempa tersebut, namun jenazahnya baru ditemukan dua hari kemudian, pada 30 Maret.
“Banyak orang hanya bisa berjongkok dan menangis di jalanan,” kata J, yang merasa pusing akibat kurang tidur.
Sementara itu, seorang pendeta lokal, Ruate, mengungkapkan bahwa putranya yang berusia delapan tahun terus menangis setelah melihat lingkungannya hancur dalam hitungan detik.
“Dia ada di kamar saat gempa terjadi. Sebagian puing jatuh menimpanya,” ujar Ruate.
Bantuan Terhambat, Korban Terus Bertambah
Infrastruktur yang buruk dan konflik sipil memperparah kondisi di Myanmar. Militer yang berkuasa juga dituduh menutupi skala bencana ini.
Kepala militer Min Aung Hlaing memperkirakan korban tewas bisa melebihi 3.000 orang. Namun, Survei Geologi AS menyebutkan bahwa angka kematian bisa menembus 10.000 jiwa, mengingat lokasi dan kekuatan gempa.
Tim penyelamat masih berusaha mencapai daerah yang terisolasi. Diperkirakan jumlah korban akan terus meningkat seiring dengan ditemukannya lebih banyak reruntuhan bangunan.
Minggu Berkabung Nasional di Myanmar
Untuk mengenang para korban, Myanmar mengadakan minggu berkabung nasional. Pada 1 April, seluruh negara mengheningkan cipta selama satu menit.
Junta militer memerintahkan agar bendera dikibarkan setengah tiang, siaran media dihentikan, dan warga diminta untuk memberikan penghormatan terakhir kepada para korban.