Beritagosip.com – Gelombang demonstrasi menolak kebijakan imigrasi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, semakin meluas dan rusuh di berbagai negara bagian. Sementara itu, miliarder Elon Musk mengakui penyesalan mendalam atas kritik pedas yang sebelumnya ia lontarkan kepada sang presiden.
Demo Meluas dan Makin Panas
Pada Rabu (11/6), suasana di berbagai kota besar seperti Seattle, Austin, New York, dan Washington DC memanas. Ribuan warga turun ke jalan menuntut penghentian kebijakan imigrasi Trump yang dianggap tidak manusiawi serta pembebasan imigran dan demonstran yang ditahan.
Menurut laporan Associated Press (AP), di Seattle, sekitar 50 orang dari organisasi Students for a Democratic Society Universitas Washington berkumpul di depan pengadilan imigrasi. Mereka menyuarakan penolakan terhadap perlakuan kejam terhadap para imigran.
Chaos dan Korban Jiwa
Kekacauan makin menjadi di Los Angeles, California. Polisi menemukan satu mayat di lokasi penjarahan sejumlah toko di kawasan West 3rd Street and Broadway, pada Selasa malam (10/6). Penemuan ini terjadi sekitar pukul 01.30 waktu setempat di tengah aksi massa yang memprotes kebijakan Presiden Trump.
Media lokal KTLA melaporkan bahwa insiden penjarahan dilakukan oleh massa yang marah terhadap tindakan keras pemerintahan Trump terhadap imigran. Situasi menjadi tidak terkendali, memaksa kepolisian melakukan pengamanan ketat.
Elon Musk Menyesal Serang Trump
Di tengah kekacauan tersebut, Elon Musk menjadi sorotan setelah menyampaikan penyesalan atas kritik keras yang sempat ia lontarkan terhadap Presiden Trump. Melalui akun pribadi X (dulu Twitter) pada Rabu (11/6), bos Tesla dan SpaceX itu menuliskan:
“Saya menyesali sejumlah unggahan tentang Presiden Donald Trump pekan lalu. Saya kebangetan,” tulis Musk.
Pernyataan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat hubungan antara Musk dan Trump yang sebelumnya tampak tegang. Namun, penyesalan Musk datang di tengah situasi politik dan sosial yang sedang membara.
Ketegangan Nasional Meningkat
Kekacauan yang terjadi di berbagai kota besar menunjukkan tingginya ketegangan politik dan sosial di Amerika Serikat. Kebijakan Trump terus memicu reaksi keras dari masyarakat sipil, sementara elite seperti Elon Musk ikut terseret dalam pusaran konflik opini publik.
Pengamat menyebut, kekacauan ini bisa menjadi pertanda buruk bagi stabilitas domestik AS menjelang tahun pemilu. Desakan terhadap reformasi imigrasi dan perlindungan hak asasi manusia menjadi sorotan utama masyarakat global.
Penanganan Pemerintah Dipertanyakan
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Gedung Putih mengenai korban jiwa dalam aksi demonstrasi atau penyesalan dari Elon Musk. Namun, tekanan terhadap pemerintahan Trump terus menguat seiring meningkatnya intensitas aksi unjuk rasa dan kerusuhan.

Info terbaru di Whatsapp Channel