IHSG 2025 Anjlok, Investor Asing Lepas Saham Rp26,9 Triliun

IHSG 2025 anjlok

IHSG 2025 Anjlok, Investor Asing Lepas Saham Rp26,9 Triliun

Beritagosip.comIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2025 mengalami tekanan hebat pada perdagangan Selasa (18/3). Indeks anjlok lebih dari 6 persen, memicu penghentian sementara perdagangan (trading halt) untuk meredam volatilitas.

“Saat itu, BEI melihat jika penurunan di atas 2 persen sudah berbahaya, di atas 5 persen harus dianalisis, sementara di atas 7,5 persen sudah dianggap sebagai krisis yang memerlukan tindakan cepat,” ujar Ibrahim Assuaibi, pengamat pasar modal, membandingkan situasi ini dengan kejatuhan IHSG pada 2019 akibat perang dagang AS-China.

Faktor Penyebab Kejatuhan IHSG

Menurut Oktavianus Audi, Head of Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, sentimen negatif dari kondisi ekonomi domestik menjadi pemicu utama kejatuhan IHSG.

Beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap penurunan ini antara lain:

  1. Defisit APBN yang Membengkak
    • Per Februari 2025, defisit mencapai Rp31,2 triliun atau 0,13 persen dari PDB.
    • Tahun sebelumnya, APBN masih mencatatkan surplus Rp26,04 triliun.
  2. Penurunan Penerimaan Pajak
    • Februari 2024: Rp400,36 triliun.
    • Februari 2025: Rp187,8 triliun (turun drastis).
  3. Aksi Jual Investor Asing
    • Hingga 17 Maret 2025, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp26,9 triliun.
    • Kekhawatiran terhadap kondisi fiskal Indonesia mendorong capital outflow besar-besaran.
  4. Profit Taking di Saham Teknologi & Perbankan
    • Saham teknologi yang sebelumnya naik tajam mengalami aksi ambil untung (profit taking).
    • Saham perbankan besar juga ikut tertekan, semakin memperburuk kondisi IHSG.

Trading Halt untuk Meredam Panic Selling

Aksi jual besar-besaran memicu kepanikan di kalangan investor ritel (panic selling), sehingga Bursa Efek Indonesia (BEI) terpaksa melakukan trading halt untuk menstabilkan pasar.

Sejak awal sesi perdagangan hingga penutupan sesi I, IHSG bergerak di rentang 6.011-6.483, menunjukkan volatilitas tinggi yang jarang terjadi.

WhatsApp Channel Banner

Info terbaru di Whatsapp Channel

Kembali ke atas