Keputusan kontroversial Taliban yang melarang perempuan Afghanistan mengakses pendidikan tinggi telah menuai gelombang kecaman, baik di dalam negeri maupun di dunia internasional. Perempuan Afghanistan, yang selama bertahun-tahun memperjuangkan hak-hak mereka, kini menghadapi tantangan terbesar di bawah rezim Taliban yang semakin memperketat aturan terhadap kehidupan mereka.
Meski dilarang, banyak perempuan Afghanistan yang tetap bertekad untuk belajar, baik secara diam-diam maupun melalui alternatif pendidikan daring yang mulai bermunculan. Aktivis dan tokoh masyarakat terus menyerukan perhatian dunia untuk membantu memperjuangkan hak perempuan di Afghanistan.
Sementara itu, komunitas internasional mengecam keras kebijakan ini, menyebutnya sebagai langkah mundur dalam upaya global menuju kesetaraan gender. Negara-negara Barat dan organisasi HAM telah menyerukan Taliban untuk mencabut larangan ini, dengan menekankan bahwa pendidikan adalah hak asasi manusia yang tidak boleh dinegosiasikan.
Larangan ini dianggap tidak hanya merugikan perempuan Afghanistan secara individu, tetapi juga memperburuk krisis sosial dan ekonomi di negara tersebut. Para ahli memperingatkan bahwa langkah ini akan memperparah isolasi Afghanistan dari dunia internasional.
Di tengah situasi yang mencekam, perempuan Afghanistan menunjukkan keberanian luar biasa. Dengan semangat yang tak tergoyahkan, mereka terus mencari cara untuk melawan ketidakadilan ini dan memperjuangkan masa depan yang lebih baik. Perjuangan mereka menjadi simbol harapan di tengah kegelapan yang melanda Afghanistan. hkw