Beritagosip – India kabarnya mengalami peningkatan serangan militan di wilayah Jammu dan Kashmir. Namun, para ahli keamanan menyebut klaim ini sebagai spekulasi berlebihan, menyoroti peningkatan kehadiran militan asing dari Pakistan dalam konflik Jammu dan Kashmir tersebut.
Insiden Terbaru di Srinagar
Pada 3 November, ledakan granat mengguncang pasar Minggu yang ramai di Srinagar, kota terbesar di Kashmir India. Serangan ini menewaskan seorang wanita berusia 45 tahun dan melukai 12 warga sipil lainnya, menambah daftar panjang kekerasan dalam konflik Jammu dan Kashmir.
Ini merupakan serangan granat pertama di Srinagar dalam dua tahun terakhir. Polisi menangkap tiga tersangka yang diduga terkait dengan kelompok militan Lashkar-e-Taiba (LeT) yang berbasis di Pakistan dalam konflik Jammu dan Kashmir.
Pergeseran Strategi Militan
Serangan ini menjadi bagian dari laporan meningkatnya aktivitas militan di Jammu dan Kashmir beberapa bulan terakhir. Para pakar mencatat adanya perubahan strategi, dengan fokus bergeser dari wilayah Kashmir ke wilayah Jammu yang mayoritas penduduknya Hindu dalam konflik Jammu dan Kashmir.
Namun, beberapa media menyebut serangan ini sebagai bagian dari “gelombang baru” militansi, sementara para ahli membantah klaim tersebut.
Pakar Keamanan: Spekulasi yang Berlebihan
Ajai Sahni, Direktur Eksekutif Institut Manajemen Konflik dan Portal Terorisme Asia Selatan (SATP), menyebut kabar tentang lonjakan militansi sebagai spekulasi tak berdasar.
“Tren militansi secara keseluruhan menurun sejak 2006. Tidak ada bukti peningkatan signifikan,” terang Sahni. Ia mengkritik media yang sering membesar-besarkan ancaman untuk memicu ketakutan publik dalam lanskap konflik Jammu dan Kashmir.
“Serangkaian serangan acak sering dijadikan bukti eskalasi atau tren baru, padahal itu hanya histeria sesaat yang digunakan untuk membangun narasi politik tertentu,” tambahnya.
Dominasi Militan Asing
Perekrutan lokal untuk kelompok militan di Kashmir menurun signifikan sejak 2015-2016, saat popularitas militan lokal seperti Burhan Wani memuncak berkat media sosial. Kini, celah tersebut diisi oleh militan asing, sebagian besar dari Pakistan, dalam berlangsungnya konflik ini.
Menurut pejabat India, jumlah militan Pakistan kini melebihi gerilyawan lokal di Kashmir India, menandai pergeseran besar dalam dinamika konflik Jammu dan Kashmir.
Kesimpulan
Meski laporan media menunjukkan lonjakan serangan di Jammu dan Kashmir, para ahli menilai data jangka panjang tidak mendukung klaim adanya peningkatan militansi. Tren yang ada justru menunjukkan lebih banyak militan asing dari Pakistan dibandingkan militan lokal, mencerminkan dinamika baru dalam konflik Jammu dan Kashmir yang telah berlangsung puluhan tahun di wilayah tersebut.
Baca juga : kesempatan emas