PKK dan Turkiye Gencatan Senjata, Akhiri Perang 40 Tahun
Beritagosip.com – Kelompok bersenjata Partai Pekerja Kurdistan (PKK) mengumumkan gencatan senjata dengan Turkiye pada Sabtu (1/3/2025). Keputusan ini diambil setelah pemimpin mereka yang dipenjara, Abdullah Ocalan, menyerukan agar PKK membubarkan diri dan menghentikan perjuangan bersenjata.
“Untuk membuka jalan bagi pelaksanaan seruan pemimpin Apo untuk perdamaian dan masyarakat yang demokratis, kami menyatakan gencatan senjata yang berlaku mulai hari ini,” demikian pernyataan komite eksekutif PKK yang dikutip dari kantor berita pro-PKK, ANF.
Seruan Ocalan dan Peluang Perdamaian
Pernyataan ini menjadi respons pertama PKK setelah Ocalan, yang dipenjara sejak 1999, meminta organisasi tersebut untuk meletakkan senjata. Ia juga menyarankan agar PKK mengadakan kongres untuk mengumumkan pembubaran resmi.
Pada Kamis (27/2/2025), Partai DEM yang pro-Kurdi menyampaikan pernyataan setelah bertemu dengan Ocalan di penjara. Mereka menegaskan bahwa pemimpin PKK itu menginginkan kelompok tersebut menghentikan perjuangan bersenjata demi mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan.
PKK menyatakan kesiapannya untuk mengadakan kongres sesuai keinginan Ocalan. Namun, mereka juga menuntut agar kondisi penahanan Ocalan diperlonggar. “Ia harus dapat hidup dan bekerja dalam kebebasan fisik dan dapat menjalin hubungan tanpa hambatan dengan siapa pun yang ia inginkan, termasuk teman-temannya,” ujar perwakilan PKK.
Respons Turkiye dan Irak
Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan menyambut baik seruan Ocalan sebagai peluang bersejarah untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari 40 tahun dan menelan lebih dari 40.000 korban jiwa. “Ketika tekanan terorisme dan senjata dihilangkan, ruang untuk politik dalam demokrasi secara alami akan meluas,” ujar Erdogan pada Jumat (28/2/2025), dikutip dari AFP.
Irak juga menyambut positif seruan Ocalan, menilainya sebagai langkah menuju stabilitas kawasan. Kehadiran PKK di wilayah Irak selama ini sering memicu ketegangan antara Baghdad dan Ankara.
Latar Belakang Konflik
PKK, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Turkiye, Amerika Serikat, dan Uni Eropa, telah melakukan pemberontakan sejak 1984. Tujuan utama kelompok ini adalah menciptakan Tanah Air bagi suku Kurdi, yang mencakup sekitar 20% dari total 85 juta penduduk Turkiye.
Harapan untuk Masa Depan
Dengan gencatan senjata ini, banyak pihak berharap langkah konkret selanjutnya dapat segera diambil untuk memastikan perdamaian antara PKK dan Pemerintah Turkiye. Langkah ini diharapkan dapat membawa stabilitas dan keamanan bagi seluruh kawasan.