Korut Marah Kapal Induk AS Mampir ke Korsel, Sebut Trump Cari Perkara
Beritagosip.com – Korea Utara (Korut) mengecam keras kedatangan kapal induk USS Carl Vinson milik Amerika Serikat (AS) ke pelabuhan Busan, Korea Selatan (Korsel), pada Minggu (2/3). Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin tertinggi Korut Kim Jong Un, menyebut kehadiran kapal induk AS tersebut sebagai provokasi politik dan militer terhadap Pyongyang.
“Begitu pemerintahan barunya muncul tahun ini, AS meningkatkan provokasi politik dan militer terhadap DPRK (Korea Utara), melanjutkan kebijakan permusuhan dari pemerintahan sebelumnya,” kata Kim Yo Jong, seperti dikutip dari Korean Central News Agency (KCNA), Selasa (4/3).
Kunjungan Kapal Induk USS Carl Vinson
USS Carl Vinson, kapal induk AS dari kelompok penyerang, tiba di Busan untuk kunjungan pelabuhan yang dijadwalkan. Angkatan Laut AS menyatakan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari komitmen AS terhadap keamanan di Semenanjung Korea dan bertujuan memperkuat hubungan dengan Korsel.
Namun, Korut menilai langkah ini sebagai upaya AS untuk meningkatkan ketegangan di kawasan. “Langkah-langkah kejam AS untuk berkonfrontasi dengan Korut semakin meningkat pada Maret dengan kemunculan Carl Vinson di Semenanjung Korea,” ucap Kim Yo Jong.
Ancaman Pengembangan Rudal dan Nuklir
Kim Yo Jong mengancam akan terus mengembangkan rudal dan teknologi nuklir jika AS tidak menghentikan provokasinya. “Jika AS terus melakukan provokasi dengan melakukan demonstrasi militer anti-DPRK, maka DPRK secara natural terpaksa untuk memperbarui catatan dalam pelaksanaan pencegahan strategis,” tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa AS dan sekutunya adalah “akar penyebab meningkatnya ketegangan” di wilayah tersebut.
Respons Kementerian Pertahanan Korsel
Kementerian Pertahanan Korsel merespons kecaman Kim Yo Jong dengan menyatakan bahwa komentarnya hanyalah alasan untuk membenarkan pengembangan rudal nuklir Korut. “Ambisi nuklir Korea tidak pernah bisa ditoleransi, dan satu-satunya jalan agar Korut bisa melangsungkan hidup yaitu dengan meninggalkan obsesi dan delusi tentang senjata nuklir,” demikian pernyataan resmi Kemhan Korsel.
Ketegangan yang Tak Kunjung Reda
Hubungan antara Korut dan Korsel terus memanas sejak perang Korea 1950-1953, yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. Beberapa tahun terakhir, ketegangan semakin meningkat dengan serangkaian peluncuran rudal dan pengiriman balon sampah dari Korut ke Korsel.