Beritagosip.com – Jakarta semakin menjadi primadona bagi investor yang ingin membangun pusat data center. Tidak hanya mengandalkan gedung perkantoran dan apartemen, ibu kota Indonesia kini menjadi tujuan utama pengembangan infrastruktur digital. Salah satu proyek terbaru adalah pembangunan data center di Kuningan, Jakarta Selatan, dengan nilai investasi mencapai US$ 300 juta atau hampir Rp 5 triliun (kurs Rp 15.000/USD).
Proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara anak perusahaan Sinar Mas (SM+) dan Korea Investment Real Asset Management (KIRA). Menurut Herson Suindah, President Director and CEO of SM+ Holdings, pemilihan Jakarta sebagai lokasi strategis didasarkan pada ekosistem teknologi yang sudah matang dan tingginya permintaan dari sektor perkantoran.
“Lokasi di pusat kota dekat dengan hub dan jaringan fiber optik yang sudah ada. Selain itu, banyak perkantoran di sektor finansial dan perbankan yang membutuhkan dukungan infrastruktur digital, termasuk kedekatan dengan Bursa Efek Indonesia (BEI),” jelas Herson, Kamis (6/3/2025).
Jakarta vs Singapura
Jakarta juga memanfaatkan kelemahan Singapura, yang selama ini dikenal sebagai hub data center di Asia Tenggara. Namun, keterbatasan lahan di Singapura membuat investor beralih ke Jakarta.
“Jakarta memiliki prospek besar untuk memenuhi kebutuhan domestik dan internasional. Singapura butuh wilayah lain untuk membangun infrastruktur digital, dan Jakarta adalah pilihan tepat,” ujar Do Ik Chang, Senior Managing Director KIRA.
Menurut data Knight Frank, sektor data center menjadi yang paling aktif menyerap lahan di kawasan industri koridor Timur Jakarta, dengan tingkat penyerapan mencapai 33%. Meski tingkat penggunaan data di Indonesia masih rendah (di bawah 1 watt per kapita), potensi pertumbuhannya sangat besar.
Tantangan dan Peluang
Meski menjanjikan, pengembangan data center di Jakarta tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah kebutuhan energi yang besar untuk mendukung operasional data center. Para operator harus bekerja sama dengan perusahaan energi untuk memastikan pasokan listrik yang memadai.
“Kami perlu memastikan produksi energi yang cukup, hingga bergiga-giga watt, untuk memenuhi permintaan pasar data center,” tambah Herson.
Dengan proyeksi ekonomi digital Asia Tenggara yang mencapai US$ 1 triliun pada 2030, Jakarta memiliki peluang besar untuk menjadi pusat data center terkemuka di kawasan ini.