Beritagosip.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan pernyataan kontroversial dengan memaksa jurnalis mengungkap sumber informasi terkait kebocoran laporan intelijen mengenai serangan udara AS ke Iran pada 21 Juni 2025.
Dalam wawancara dengan Fox News, Minggu (29/6), Trump menyiratkan ancaman hukum kepada media yang mempublikasikan laporan tersebut, khususnya CNN dan The New York Times, yang ia sebut “tidak patriotik.”
“Demokrat yang membocorkan informasi soal perfect flight ke situs nuklir Iran. Mereka harus diadili!” tegas Trump dalam wawancara dengan Maria Bartiromo.
Klaim Serangan ‘Sukses Total’, Bocoran Intelijen Beda
Trump mengeklaim bahwa serangan udara tersebut menghancurkan tiga fasilitas nuklir utama Iran dan mengeliminasi cadangan uranium yang diperkaya. Namun, dokumen intelijen Defense Intelligence Agency (DIA) yang bocor ke media menyebut kerusakan hanya bersifat sementara dan menunda program nuklir Iran beberapa bulan saja.
Trump menuding Partai Demokrat sebagai dalang kebocoran dokumen, dan menyebut pelaku harus “diadili” atas tuduhan membahayakan keamanan nasional.
Serang Balik Media
Trump tidak hanya menyerang pelaku pembocoran, tetapi juga media yang menerbitkan laporan. Ia menyebut laporan dari media besar seperti The New York Times sebagai “penuh kebohongan” dan “merusak reputasi.”
Surat resmi dari tim kuasa hukum Trump bahkan telah dilayangkan ke redaksi The New York Times, menuntut permintaan maaf serta pencabutan artikel yang disebut “tidak patriotik”.
Respons Iran: “Trump Menciptakan Ilusi”
Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei melalui akun media sosialnya menanggapi pernyataan Trump dengan menyebut bahwa Amerika Serikat gagal mencapai dampak strategis.
“Serangan militer Amerika tidak menghasilkan apa-apa. Tapi dia butuh membesar-besarkan agar bisa menyembunyikan kebenaran,” tulis akun tersebut.

Info terbaru di Whatsapp Channel